• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Pesan Ketua MUI dan Gubernur Jatim di Ijtima Ulama Komisi Fatwa

Pesan Ketua MUI dan Gubernur Jatim di Ijtima Ulama Komisi Fatwa
Para tokoh yang hadir dalam pembukaan Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI Jatim, Kamis (27/07/2022). (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)
Para tokoh yang hadir dalam pembukaan Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI Jatim, Kamis (27/07/2022). (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)

Surabaya, NU Online Jatim

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menggelar Ijtima' Ulama Komisi Fatwa MUI se-Jatim di Gedung Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (27/07/2022) siang. KH  Moh Hasan Mutawakkil 'Alallah selaku Ketua MUI Jatim menyampaikan dua tantangan jamaah yang besar.


“Yang pertama adalah merapikan dan merapatkan barisan, dalam istilah pendidikan disebut kedisiplinan,” katanya.


Menurut kiai yang pernah menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim itu, pentingnya merapikan dan merapatkan barisan adalah untuk menciptakan ketertiban serta keteraturan yang merupakan syarat bagi rapinya organisasi. Kerapian organisasi tidak akan bisa dicapai tanpa satu kata dan perbuatan. Termasuk juga adanya satu langkah antara sepasang kaki dengan pasang kaki lainnya.


“Tantangan terbesar kedua yaitu menjaga gerak dan barisan. Karena gerak tanpa irama tidak akan enak dipandang. Begitu juga irama tanpa gerak yang lancar tidak akan menimbulkan gerak yang menarik dan indah,” ucapnya.


Disebutkan, ibarat irama dan gerak, kerja Komisi Fatwa MUI Jatim harus dijaga dalam koordinasi yang rapi. Hal ini penting supaya irama gerak atau kerja dan semangat Komisi Fatwa MUI Jatim diikuti oleh Komisi Fatwa di kabupaten se-Jatim dengan gerak dan irama yang sama.


Sementara itu, Gubenur Jatim Hj Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya meminta semua energi yang ada di Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan MUI dipergunakan untuk penguatan akhlakul karimah, karakter dan mental.


“Sekolah bisa mendorong capaian-capaian akademik, tetapi mengisi karakter mental harus dikuatkan oleh semua pihak karena berangkat dari latar belakang yang beragam. Dari latar belakang yang bisa memberi pengaruh baik dan pengaruh kurang baik sama potensinya,” ujarnya.


Dalam kondisi tersebut, ruang Ijtima’ Ulama diharap bisa mengantarkan bagaimana Sumber Daya Manusia (SDM) di Jatim terkawal dengan baik. “Mulai dari sisi capaian akademik maupun akhlak, keimanan dan ketaqwaannya guna untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik,” tandasnya.


Editor:

Metropolis Terbaru