• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Metropolis

PWNU Jatim Bakal Bentuk Posko Pesantren Ramah Anak

PWNU Jatim Bakal Bentuk Posko Pesantren Ramah Anak
PWNU Jatim Bakal Bentuk 40 Posko Pesantren Ramah Anak. (Foto: NOJ/ ISt)
PWNU Jatim Bakal Bentuk 40 Posko Pesantren Ramah Anak. (Foto: NOJ/ ISt)

Surabaya, NU Online Jatim
Lingkungan pesantren tengah menjadi sorotan akibat adanya beberapa aksi kekerasan hingga perundungan yang terjadi belakangan ini. Untuk itu, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim bakal membentuk Pos Koordinasi di 40 pesantren di Jawa Timur.


“Peluncuran Posko Pesantren Ramah Anak akan dilakukan PWNU Jawa Timur dalam waktu dekat,” ujar Sekretaris PWNU Jawa Timur, Prof Akh Muzakki dalam keterangan pada awak media, Rabu (21/09/2022).


Disebutkan, keberadaan Posko Pesantren Ramah Anak tersebut akan dikoordinasikan dengan sejumlah pihak terkait, termasuk pengelola pondok pesantren. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan sistem pengawasan dan penegakan kedisiplinan santri.


“Dengan posko ini, diharapkan pesantren bisa terbantu dalam kelakukan pengawasan, antisipasi, pencegahan dan penanganan cepat dan terarah,” katanya.


Pondok pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan yang selama ini terbukti memberikan layanan pengajaran, pendidikan ilmu dan akhlak hingga memberi motivasi kehidupan. Makanya, melalui program ini diharapkan dapat memberi tambahan jaminan bagi wali santri akan keberadaan putra-putrinya di pesantren.


Eksistensi Pesantren dan RMI
Nahdlatul Ulama (NU) dikenal memiliki jumlah pesantren terbanyak dibanding ormas Islam lainnya. Menurut data Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) atau Asosiasi Pondok Pesantren di bawah naungan NU, di Jawa Timur terdapat lebih dari 6 ribu pondok pesantren yang dikelola dari generasi ke generasi.


Sejumlah pesantren yang berdiri lebih dari satu abad, menjadi rujukan berdirinya pesantren-pesantren lain di kemudian hari. Seperti Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Asembagus Situbondo, Pondok Pesantren Langitan Tuban, Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pondok Pesantren Denanyar, Tambakberas, hingga Tebuireng Jombang.


Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan yang telah mengakar di masyarakat dan mempunyai sejarah panjang, jauh sebelum Indonesia merdeka. Akar tradisi pesantren tak bisa dilepaskan dari semangat dakwah dan perjuangan bangsa, untuk mewujudkan masyarakat yang baik (khairu ummah) di tengah-tengah masa yang terus berubah.


Memang, wujud pembelajaran di pondok pesantren saat ini telah mengalami banyak perubahan. Bila di masa lalu hanya mengajarkan mengenai kitab kuning, sekarang juga mengadopsi kurikulum madrasah.


Bahkan, sebagian pondok pesantren mengadopsi kurikulum sekolah umum atau menyusun sendiri. Kurikulum ini biasanya mengkolaborasikan kurikulum madrasah dan sekolah biasa.


Meski begitu, pondok pesantren tetap berbeda dengan madrasah. Letak perbedaan keduanya ada pada tradisi, sistem asrama, dan metode pembelajaran. Contohnya, pesantren sangat lekat dengan tradisi kitab kuning, sedangkan madrasah tidak.


Selain itu, sistem asrama membuat pesantren bisa mendidik santri selama 24 jam dan mengaplikasikan ilmu agamanya dalam kehidupan. Hal ini jelas berbeda dengan madrasah yang memiliki sistem mirip sekolah umum non-asrama.


Metropolis Terbaru