• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Rektor Ikhac Mojokerto Terima SK Alih Status Institut ke Universitas

Rektor Ikhac Mojokerto Terima SK Alih Status Institut ke Universitas
Rektor Ikhac menerima SK alih status dari Direktorat PTKI Kemenag RI. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)
Rektor Ikhac menerima SK alih status dari Direktorat PTKI Kemenag RI. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Rektor Universitas Pesantren KH Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto menerima Surat Keputusan (SK) alih status kampus yang awalnya institut menjadi universitas. Penyerahan ini dilakukan langsung oleh Ahmad Zainul Hamdi selaku Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kementerian Agama (Kemenag) RI kepada Mauhibur Rokhman selaku rektor, Selasa (14/11/2023) di kampus setempat.


Gus Muhib sapaan akrab rektor telah menunggu momen ini akan menjadi istimewa, karena nama KH Abdul Chalim baru diberikan gelar pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia.


“Ada kebahagian, kebanggaan dan menjadi penambah semangat bagi sivitas akademika ketika perubahan status disetujui. Setelah resmi perubahan status sesungguhnya menjadi semangat bagi kami dalam menjalankan spirit dari KH Abdul Chalim,” katanya.


Dijelaskan, dalam proses pengajuan KH Abdul Chalim sebagai pahlawan nasional ditemukan hal yang menarik. Dimana salah satu pendiri NU ini mempunyai prinsip moderasi. Hal tersebut menjadi spirit kampus untuk meneruskan ide dan menuangkan, kemudian mengimplementasikan pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih saat ini masuk iklim politik yang panas.


“Jadi tentu ada hal yang kita petik dari sosok KH Abdul Chalim, dimana beliau adalah sosok pejuang, politisi dan pendidik,” terangnya.


Menurutnya, alih status juga menjadi bahan bakar bagi seluruh sivitas akademika. Dimana segenap dosen dan karyawan semangatnya dipacu oleh pendiri kampus ini yakni KH Asep Saifuddin Chalim.


Gus Muhib lantas menceritakan saat dirinya mengikuti Kiai Asep ke Jakarta. Begitu sampai di Jakarta, Kiai Asep hanya menaruh barang kemudian melakukan kegiatan di Jakarta hingga jam 2 malam padahal jam 7 pagi ada kegiatan gladi bersih.


“Jadi rasanya kalau saya banyak santai, dosen-dosen yang lebih muda semangatnya di bawah Kiai Asep, saya kira agak malu,” ungkapnya.


Visi Kiai Asep adalah kampus di Indonesia terutama kampus Islam seperti Universitas Al Azhar Mesir yang jadi rujukan pendidikan Islam dunia. Untuk menjalankan visi Kiai Asep butuh bahan bakar yang luar biasa dan disertai dukungan tenaga-tenaga muda. Peralihan status ini tentu bisa meningkatkan daya saing kampus di tengah dunia akademik.


“Keluarga besar Universitas KH Abdul Chalim mengucapkan terima kasih kepada pemerintah khususnya dalam hal ini Kemenag RI. Ini adalah amanah yang kami emban untuk menjadikan kampus kebanggaan yang dinaungi Kemenag,” tandasnya. 


Metropolis Terbaru