Syiar Media, Fatayat NU Jatim Latih Kader Kemampuan Menulis
Ahad, 9 Januari 2022 | 09:00 WIB

Pelatihan menulis yang dilaksanakan PW Fatayat NU Jatim secara virtual, Sabtu (08/01/2022). (Foto: NOJ/ Yulia Novita Hanum).
Yulia Novita Hanum
Kontributor
Mojokerto, NU Online Jatim
Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur (Jatim) menggelar pelatihan penulisan berita online. Kegiatan ini dilaksanakan Dalam Jaringan (Daring) via zoom meeting, Sabtu (08/01/2022).
Peserta kegiatan merupakan utusan Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU kota dan kabupaten se-Jatim dengan kuota maksimal 40 orang. Pelaksanaannya kegiatan ini bertahap sebanyak 4 kali pertemuan setiap hari Sabtu hingga tanggal 05 Februari 2022.
Para peserta terlebih dahulu diminta menyerahkan tugas pra-kegiatan berupa tulisan rilis isu aktual di cabang atau daerah masing-masing.
Ketua PW Fatayat NU Jatim, Dewi Winarti dalam sambutannya menyampaikan bahwa para peserta nantinya akan menjadi ujung tombak proses pengembangan organisasi di dunia maya dan nyata.
Menurutnya, pelatihan ini merupakan kegiatan yang sangat penting dan strategis. Sebab, pengembangan proses media bisa menopang sebuah proses jaringan keorganisasian.
“Perempuan merupakan makhluk yang hampir memenuhi di dunia ini bahkan Indonesia. Tidak bisa dibayangkan jikalau semua perempuan bergerak, betapa luar biasanya harapan maupun cita-cita kita,” katanya.
Dewi menambahkan, perempuan memiliki potensi berkromosom 20 yang mampu mengeluarkan kata-kata berbicara dalam sehari 20.000 kata. Ini sebuah kekuatan yang dimiliki perempuan, sedangkan laki-laki hanya mampu 7.000 kata. Kecerdasan verbal dan kata ini merupakan satu sisi mata uang.
“Kita harus banyak literasi melalui kata-kata yang dikelola dengan baik untuk memberikan satu gerakan syiar kepada masyarakat. Tentu juga harus senang membaca dan memahami situasi yang baru,” tambahnya.
Ia berharap, nantinya semua peserta akan mengasah dan memanajemen untuk mengelola kekuatan dalam masyarakat. Menyampaikan transformasi dan edukasi, menjawab berita yang benar dengan memberikan bentuk nyata informasi yang benar.
“Forum ini nanti akan memberikan kebutuhan ke media kita, saya akui bahwa media Fatayat kita ini masih lemah. Bagaimana dunia maya kita warnai dengan gerakan literasi kita,” tandasnya.
Sementara itu, Laili Damayanti selaku pemateri dan praktisi media online menerangkan, jurnalistik ini sifatnya tidak terbatas menaruh tulisan di website atau media-media lain.
“Kita mau menulis itu menyaring dulu, mengurutkan supaya tidak salah tangkap, itu sudah produk jurnalis. Tulisan mau gimana pun kalau tulisan kita bagus maka akan direpost,” ucap Laili sapaan akrabnya.
Ia menegaskan, jurnalistik itu sebenarnya luas. Menulis berita diibaratkan menyebarkan sesuatu yang penting serta harus ada ilmunya.
“Facebook masih memfasilitasi kita untuk menulis apapun, tidak harus panjang, satu paragraf pun boleh. Contohnya seperti layangan putus yang lagi viral, kita bisa mengomentari sebagai orang tua mengambil pelajaran dari film seperti ini, sesimpel itu,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Kisah As'ad, Tukang Cukur Naik Haji Asal Pasuruan
2
Berbagai Keutamaan Kota Makkah dan Madinah, Dua Kota Suci Umat Islam
3
Pesantren Nurul Ulum Malang Gelar Makesta, Siapkan Kader Unggul-Visioner
4
Bacaan Doa Sunnah Setiba di Kota Makkah
5
Ketua Rijalul Ansor Sidoarjo, Gus Bahron: Kita Patut Bangga Berkhidmat di NU
6
Ketua PCNU Pasuruan: Pendidikan Adalah Benteng Penguatan Aswaja
Terkini
Lihat Semua