• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Metropolis

Tingkatkan Kualitas Baca Tulis Al-Qur'an, JQHNU Bawean Gelar Diklat

Tingkatkan Kualitas Baca Tulis Al-Qur'an, JQHNU Bawean Gelar Diklat
Diklat baca tulis Al-Qur'an oleh JQHNU Bawean. (Foto: NOJ/Aminuddin)
Diklat baca tulis Al-Qur'an oleh JQHNU Bawean. (Foto: NOJ/Aminuddin)

Gresik, NU Online Jatim
Pimpinan Cabang (PC) Jam'iyatul Qurra' Wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Bawean bersama Lembaga Pengembangan Pembinaan Pendidikan dan Pembelajaran Al-Qur'an (LP4Q) Pimpinan Pusat (PC) JQHNU menggelar diklat baca tulis Al-Qur'an dengan metode Tartila Bil Qolam. Sebuah kolaborasi antara metode baca dan menulis Al-Qur'an.

Acara dihadiri KH Muhyiddin Maksum Sekretaris PP LP4QNU, KH Khoiruddin Abdul Qadir Wakil Ketua PP JQHNU, KH Nashiruddin Ketua PC JQHNU Bawean, dan KH Muhammad Fauzi Ketua PCNU Bawean. Kegiatan dipusatkan di Pondok Pesantren Taman Giri Bangkalan, Sangkapura, Gresik, Kamis-Jum'at (30-31/12/2021).

"Kami diinstruksikan oleh PP JQHNU untuk segera melaksanakan diklat metode tartila JQH yang merupakan metode satu-satunya milik NU. Tujuan kami mengadakan diklat ini untuk meningkatkan kualitas pengetahuan Al Qur'an Karim," ungkap KH Nashiruddin, Ketua PC JQHNU Bawean.

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an As-Syafi'i Kalimalang ini mengungkapkan, metode tersebut memiliki kelebihan kolaborasi yang sangat bagus dalam memahami antara bacaan dengan tulisan.

"Setelah peserta ini lulus dalam bacaannya juga lulus dengan tulisan kaligrafinya. Bukan hanya sekedar bisa membaca tetapi bisa menulis dengan indah," jelasnya.

Kegiatan ini juga bekerja sama dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean beserta pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Bawean.

Selain itu, KH Muhammad Fauzi Ra'uf, Ketua PCNU Bawean menyampaikan bahwa alangkah lebih baiknya mempelajari semua metode karena sejarahnya metode itu dari metode sebelumnya. Jika ada metode ada kekurangannya tentu akan muncul metode baru lagi, pasti begitu seterusnya.

"Jadi kita harus dewasa dalam memahami keragaman metode dan tidak usah fanatik dengan metode itu. Karena sebaik-baiknya metode hanyalah metode bukan tujuan. Sementara tujuannya memahami bacaan Al Quran. Karena kalau kita tidak dewasa dalam memahami itu, itu kita bisa saja tengkar gara-gara beda metode," terangnya.

Kiai Fauzi berharap, nantinya di Bawean dapat dibentuk pengurus LP4Q.

"Saya sudah sejak lama mengimpikan JQH itu tangguh di Bawean. Nanti setelah selesai pelatihan ini akan langsung kita bentuk pengurus LP4Q," pungkasnya.

Editor: Risma Savhira


Metropolis Terbaru