Metropolis

Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto Gelar Yudisium 658 Mahasiswa

Senin, 26 Agustus 2024 | 14:00 WIB

Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto Gelar Yudisium 658 Mahasiswa

Rektor Universitas KH Abdul Chalim, H Mauhibur Rokhman memberi sambutan di yudisium (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)

Mojokerto, NU Online Jatim

Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Pacet, Mojokerto menggelar Yudisium Program Sarjana dan Pascasarjana di aula lantai III gedung pascasarjana kampus setempat. Diketahui, yudisium ini diikuti oleh 658 mahasiswa.


Rektor UAC Pacet, H Mauhibur Rokhman menyampaikan pesan yang sering disampaikan oleh KH Asep Saifuddin Chalim kepada mahasiswa atau orang yang ditemui.


“Kiai Asep itu kalau ketemu mahasiwa S1 akan mengatakan, nak jangan berhenti, lanjutkan S2. Ketika berumpa mahasiswa S2 beliau akan memberi nasehat, nak jangan berhenti, lanjutkan S3,” katanya.


Menurutnya, umur jangan dijadikan alasan untuk berhenti belajar. Terlebih usia-usia yang masih muda, selagi masih ada kesempatan harus terus belajar. Gus Muhib lantas mengisahkan ulama yang memulai menjadi seorang akademisi di usia tua.


“Imam al-Qaffal, ulama besar madzhab Syafi’i, sebelumnya beliau terobsesi untuk menjadi pencipta kunci gembok yang beratnya seperempat kg. Karena saat itu kunci gembok paling kecil beratnya setengah kg,” terangnya.


Setelah berhasil menciptakan kunci gembok dengan berat seperempat kg, ternyata tidak membuat Imam al-Qaffal dikenal masyarakat luas. Hal ini ia ceritakan kepada salah satu temannya. Kemudian teman Imam al-Qaffal menasehati bahwa tidak ada jalan untuk dikenal di masa yang akan datang kecuali dengan ilmu.


Mendengar nasehat temannya, di umur 40 tahun Imam al-Qaffal menjadi seorang akademisi yang giat mempelajari fiqih Syafi’i hingga wafatnya di umur 80 tahun.


Gus Muhib kemudian mendoakan semua mahasiwa yang di yudisium agar ilmu yang didapat selama proses perkuliahan di UAC dapat bermanfaat di tengah-tengah masyarakat. Ilmu-ilmu yang sudah dipelajari dapat mewarnai kehidupan dan menjaga diri sendiri dari hal-hal yang tidak layak untuk dilakukan.


“Jadi apapun boleh, yang terpenting tidak mempermalukan almamater UAC. Penting untuk punya rasa malu, karena ketika rasa malu ada, itu yang akan menyelamatkan kalian di masa yang akan datang,” tandasnya.


Sebagai tambahan informasi, rincian mahasiswa yang yudisium dari fakultas syariah sebanyak 108 mahasiswa. 173 dari fakultas tarbiyah, 55 Mahasiswa dari fakultas dakwah. Sementara dalam program pascasarjana diikuti oleh 317 mahasiswa magister dan 5 mahasiswa doktor.