• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Wisuda Tahfidz Ikhac, Kiai Asep Ungkap Kemukjizatan Al-Qur’an

Wisuda Tahfidz Ikhac, Kiai Asep Ungkap Kemukjizatan Al-Qur’an
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto KH Asep Saifuddin Chalim. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto KH Asep Saifuddin Chalim. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto KH Asep Saifuddin Chalim menyampaikan bahwa suatu hal yang luar biasa dan indahnya untuk santri yang bisa menghafal Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammmad SAW yang paling besar dibanding mukjizat lainnya.

 

Hal itu disampaikan saat sambutan pada acara wisuda perdana Tahfidz Al-Qur'an Pimpinan Komisariat (PK) Jami'yyatul Qurra wal-Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Al-Amanah, Institut Pesantren KH Abdul Chalim Pacet, Mojokerto, Selasa (18/01/2022).

 

“Mukjizat lain tidak ada apa-apanya dibanding Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an itu mukjizat yang akan menyertai umatnya sampai hari kiamat,” terang Kiai Asep.

 

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu menjelaskan, bahwa Nabi atau Rasul terdahulu mempunyai umat karena mukjizatnya. Namun, mukjizat para Nabi itu berhenti, selain mukjizat Nabi Muhammad SAW yang berupa Al-Qur’an. 

 

“Karena Al-Qur’an sampai hari kiamat tidak akan hilang dan pernah berhenti. Dan, inilah kebesaran Al-Qur’an, kitab suci yang kalian hafalkan,” sebut Kiai Asep kepada peserta wisuda tahfidz.

 

Disebutkan, bahwa orientalis terdahulu seperti Christiaan Snouck Hurgronje, Van Der Plas, Luis Makluf, dan lainnya, diminta Belanda untuk mempelajari Islam dan Al-Qur’an guna melancarkan penjajahan di Indonesia. 

 

“Ini orientalis, orang yang ahli ketimuran dengan tujuan merusak Islam. Mereka disuruh belajar Bahasa Arab untuk membuat satu ayat seperti Al-Qur’an,” ungkapnya.

 

Namun, usaha tersebut gagal. Luis Makluf kemudian membuat Kamus Al-Munjid fi Al-Lughat wa Al-A'lam sebagai pelarian. Hal tersebut sebagai bukti mukjizat Allah tersebut begitu tinggi dan dijaga.

 

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, ‘Inna nahnu nazzalna zikra wa inna lahu lahafidhun’. Artinya, Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Al-Qur’an telah dijaga.

 

Menurut Kiai Asep, dengan banyaknya orang yang hafal Al-Qur’an, maka ketika ada orang yang mencoba mengubah atau menghilangkan satu ayat atau mengubah posisi ayat Al-Qur’an, pasti akan ketahuan.

  

“Inilah cara Allah menjaga Al-Qur’an dengan banyaknya orang yang menghafalnya. Masyaallah, sekarang orang menghafal Al-Qur’an sampai detail. Dan bila mengingat hal ini, rasanya saya tidak pantas disebut kiai karena minimnya hafalan Al-Qur’an itu,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru