• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Nusiana

Cerita Gus Dur  Mendapat Pengarahan dari Jenderal Bintang Tiga

Cerita Gus Dur  Mendapat Pengarahan dari Jenderal Bintang Tiga
Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. (Foto: NOJ/Dtk)
Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. (Foto: NOJ/Dtk)

Hari ini, Tentara Nasional Indonesia atau TNI telah berusia 75 tahun. Sebuah umur yang cukup mapan bila disejajarkan dengan usia manusia. Aneka prestasi juga telah ditorehkan baik dalam hal perlawanan fisik hingga sumbangsih lain dalam perjalanan bangsa. Dan untuk memeriahkan momentum ini, ada sejumlah tulisan yang dimunculkan sebagai bentuk apresiasi kepada TNI.

 

Ini terkait kisah almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang kala itu diundang menjadi pembicara tunggal dalam sarasehan yang diadakan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia atau KNPI. Panitia mematok bahwa kegiatan akan dimulai pukul 20.30 WIB, namun hingga Jam 20.50 WIB ternyata Gus Dur belum muncul. Tentu saja panitia gelisah.

 

"Saya takut Gus Dur kesasar," kata Ketua KNPI (waktu itu) Tjahjo Kumolo.

 

"Saya kok punya firasat Gus Dur ketiduran," timpal Eros Djarot yang berdiri di samping Tjahjo.

"Jangan lupa Gus Dur itu di seminar pun bisa tidur.”

 

"Jangan-jangan nyasar ke Graha Pemuda, kantornya Menpora,” kata Tjahjo.

 

Tiba-tiba ada yang nyeletuk: "Jangan-jangan kena cekal, nggak boleh ngomong".

 

Di tengah kegelisahan itu, tepat pukul 21.00 WIB tiba-tiba Gus Dur nongol.

 

"Maaf, saya harus menerima pengarahan dulu dari jenderal bintang tiga," katanya.

 

Ia pun langsung diminta bicara. Di depan peserta sarasehan itu dia kembali cerita soal keterlambatannya yang katanya karena dipanggil jenderal bintang tiga itu.

 

"Baru bintang tiga saja sudah bisa nyetop orang, bagaimana kalau bintang sembilan," ucapnya.

 

Bintang sembilan adalah lambangnya NU, yang selalu terpampang di papan nama kantor NU di semua tingkat.

 

Karena itu, Gus Dur juga sering bangga bahwa warga NU lebih nyaman kalau bepergian. Para pengusaha besar dan pejabat tinggi, katanya, kalau bepergian paling-paling menginap di hotel bintang empat atau bintang lima.

 

"Orang NU, kalau keluar kota nginepnya di hotel bintang sembilan," alias di kantor pengurus NU!

 

Dirgahayu TNI, alfatihah untuk Gus Dur.
 


Editor:

Nusiana Terbaru