• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Opini

Membangun Karakter Anak melalui Puasa

Membangun Karakter Anak melalui Puasa
Foto: NU Online
Foto: NU Online

Oleh: Habib Wakidatul Ihtiar*)
Puasa adalah ibadah yang istimewa. Keistimewaan itu dikarenakan Allah sendiri yang langsung memberikan pahalanya. Sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits Qudsi: “Allah SWT berfirman: "Semua amal ibadah manusia adalah baginya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan langsung membalasnya”. (HR. Bukhari).
 

Disyari'atkannya ibadah puasa terbukti mendatangkan berbagai kebaikan dan kemanfaatan bagi seluruh umat manusia. Mulai dari manfaat  spiritual, sosial, kesehatan hingga manfaat pendidikan. Ini menegaskan bahwa puasa termasuk ibadah multi dimensional yang amat penting untuk ditunaikan.
 

Dalam perspektif tasawuf, puasa menjadi arena penempaan diri, akhlak dan kepribadian (ruhaniyah) seorang hamba. Dengan menahan rasa lapar, dahaga, dan ujian mengekang hawa nafsu, seseorang akan terlatih jiwa dan raganya sehingga mampu meningkatkan kematangan dirinya dalam berbagai hal. Inilah hikmah agung dari ibadah puasa.
 

Hikmah puasa sesungguhnya tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa (baligh) saja. Puasa ternyata juga mendatangkan segudang manfaat bagi anak-anak. Salah satu manfaat itu ialah sebagai media (washilah) membangun karakter dan kepribadian anak.
 

Karakter anak termasuk salah satu aspek fundamental yang wajib diperhatikan dalam proses tumbuh kembang anak. Jika karakternya baik, maka anak akan menjadi pribadi yang baik. Sebaliknya, jika karakternya tidak baik, maka anak bisa menjadi individu yang tidak baik pula. Sebuah karakter dalam diri seorang anak dapat tumbuh dan berkembang melalui interaksi dengan keluarga, teman, maupun masyarakat. Karenanya, terus mengawal dan menuntun karakter anak menjadi tanggung jawab besar bagi orang tua, agar anak memiliki karakter yang positif serta terhindar dari karakter negatif.
 

Islam sendiri sangat menaruh perhatian terhadap pembangunan dan pengembangan karakter seorang anak. Dan salah satu cara merealisasikan hal itu ialah dengan berpuasa. Meskipun secara hukum (fiqh) anak-anak belum diwajibkan untuk berpuasa, namun jika dilaksanakan peranannya amat besar bagi terbentuknya karakter anak. Ibadah puasa dapat berfungsi sebagai madrasah bagi anak. Melalui puasa anak-anak dididik, ditempa, dan diajari berbagai hal.
 

Setidaknya, terdapat lima pendidikan/pelajaran penting dalam ibadah puasa yang dapat membangun karakter positif seorang anak, yaitu:
 

Pertama, puasa memperkokoh keimanan dan ketakwaan. Melalui puasa, anak-anak diajak untuk semakin intensif mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga, iman seorang anak kian kokoh. Puasa pun termasuk bagian dari rukun Islam, yang kelak menjadi kewajiban anak ketika menginjak aqil baligh. Latihan puasa sejak usia dini berfungsi sebagai bekal mereka untuk menjalankan kewajiban ketika baligh nanti.
 

Kedua, puasa melatih kesabaran. Esensi ibadah puasa ialah pengendalian diri dari hawa nafsu dan hal-hal negatif yang dapat mengurangi pahala atau membatalkan puasa. Dengan berpuasa, anak-anak dilatih untuk bersabar dan menahan diri. Ini akam membentuk karakter anak menjadi lebih tenang dan cakap dalam menjalani kehidupan.
 

Kemuliaan orang yang sabar telah diterangkan secara langsung dalam Al-Qur'an, yang berbunyi: “Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 96).
 

Ketiga, puasa mengajarkan kejujuran. Dikarenakan puasa tergolong ibadah privat, hanya Allah dan dirinya saja yang tahu, maka ia sangat terkait dengan kejujuran. Kejujuran untuk menjaga puasanya dari godaan-godaan nafsu. Puasa juga menjadi pagar pembatas dari sifat dusta, berbohong, dan berkata dzalim. Maka, puasa sangat penting untuk diajarkan kepada anak, supaya ia terlatih untuk bersikap jujur sejak dini.
 

Keempat, puasa melatih kedisiplinan. Melalui puasa anak-anak dididik untuk displin waktu, dimulai dari waktu niat berpuasa, waktu sahur, waktu berbuka, dan waktu beribadah. Kedisiplinan lainnya berkaitan dengan.
 

Kelima, puasa meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial. Dengan berpuasa, seorang anak akan memahami bagaimana rasanya dalam kondisi lapar dan dahaga. Kondisi yang kerap dialami oleh saudara kita yang fakir-miskin. Hal ini akan menumbuhkan empati dan belas kasih kepada sesama, terutama saudara yang kurang beruntung, baik dalam bentuk sedekah, memberi makanan, memberi pertolongan, maupun bentuk lainnya. Sehingga, kepedulian sosial anak kian tumbuh dan berkembang.
 

Melatih anak untuk berpuasa merupakan langkah terbaik guna membangun karakter dan kepribadiannya. Berbagai hikmah dari ibadah puasa akan membentuk karakter seorang anak menjadi lebih positif, matang, dan mulia. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak di masa-masa berikutnya. Wallahu a'lam.
 

*Penulis adalah pengajar di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung dan Pengurus PC LDNU Kabupaten Trenggalek


Editor:

Opini Terbaru