• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Opini

Mewujudkan Generasi Emas lewat Outdoor Learning

Mewujudkan Generasi Emas lewat Outdoor Learning
Outdoor learning dapat menjadi solusi bagi lahirnya generasi emas di masa mendatang. (Foto: NOJ/Lip6)
Outdoor learning dapat menjadi solusi bagi lahirnya generasi emas di masa mendatang. (Foto: NOJ/Lip6)

Oleh: Mei Ernawati, MPd

 

Ketika berbicara pendidikan, artinya juga membahas tentang masa depan sebagai satu-satunya jembatan menuju kecemerlangan suatu bangsa. Dalam dekade terakhir, pendidikan di Indonesia sudah mengalami banyak perubahan. Pendidikan di abad 20 bertujuan menjadikan siswa menjadi cerdas, tetapi ketika abad 21 paradigmanya bergeser. Yakni siswa tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter.


Namun sejak  adanya pandemi Covid-19, memaksa semua pihak untuk mengubah pola pembelajaran yang sudah direncanakan. Hampir 3 tahun lamanya, pembelajaran yang diterapkan akhirnya harus dilaksanakan secara  dalam jaringan atau daring yang tentu saja memberikan dampak besar bagi siswa. Pembelajaran dengan cara tersebut ternyata menyebabkan siswa mengalami krisis pembelajaran atau  learning loss. Istilah ini populer ketika kurikulum merdeka diberlakukan. Learning loss adalah kondisi menurunnya pengetahuan dan keterampilan siswa secara akademis akibat dari pembelajaran di rumah yang berlangsung cukup lama.


Pandemi Covid -19 di luar bayangan dan dugaan, tidak hanya berdampak kepada terpuruknya ekonomi, termasuk kondisi pendidikan di Indonesia mengalami keterpurukan. Pendidik sebelumnya tidak pernah dipersiapkan dalam menghadapi kondisi tersebut akhirnya harus kewalahan. Dengan demikian kehadiran kurikulum merdeka sebagai jawaban atas terpuruknya pendidikan dan ikhtiar agar tidak kalah bersaing dengan negara maju. Keleluasaan bagi pendidik untuk memilih perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat siswa dengan menyajikan pembelajaran yang menyenangkan..


Pola-pola pembelajaran lama yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman harus dilakukan reformasi. Mengganti metode pembelajaran lama dengan yang lebih relevan dan inovatif. Sekolah menjadi kunci bagi terciptanya lingkungan belajar yang efektif, pro-aktif, kreatif, inovasi, mandiri, kontekstual, serta senafas dengan perubahan global di dunia pendidikan saat ini.


Kemajuan zaman menjadi sesuatu yang tidak terelakkan seiring perkembangan teknologi yang begitu cepat. Demikian pula akses informasi yang mudah diperoleh dengan cepat, mau tidak mau suka atau tidak suka manusia akan diserang dengan banyaknya kabar hoaks yang harus mampu disaring ataupun bijak dalam menyikapinya.


Siswa-siswa yang tumbuh pada abad 21 harus dipersiapkan sedini mungkin agar menjadi generasi milenial tangguh  untuk menghadapi tantangan dunia. Jika dulu siswa hanya menerima semua materi dari pendidik,  duduk, dan diam, maka kondisi saat ini sudah berubah. Siswa harus aktif, memiliki mental yang kuat, serta karakter baik.


Masalahnya, bagaimana cara mendorong siswa menjadi aktif  untuk mencari tahu bukan diberi tahu? Pendidik bukanlah satu-satunya sumber ilmu materi dalam pembelajaran yang ada di buku. Banyak sumber lain yang dapat diperoleh seperti internet. Dan perlu diketahui bahwa  peran pendidik saat ini adalah sebagai fasilitator. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi ataupun membantu dalam  memecahkan masalah yang belum dipahami. Jika pada masa abad 20  siswa disiapkan untuk menjadi tenaga industri, maka sekarang dunia sudah berubah. Salah satunya adalah ketidakpastian akan kondisi masa depan, serta persaingan dunia yang semakin beragam.


Pendidik dituntut untuk dapat meningkatkan, mendorong serta memotivasi siswa untuk berkolaborasi, memecahkan masalah, memiliki keterampilan dalam mengelola sumber daya alam yang ada. Juga menciptakan kondisi belajar yang komplek sesuai dunia nyata, hingga suasana belajar yang menyenangkan.


Selama ini siswa hampir setiap hari belajar di dalam ruangan. Pembelajaran yang didapat hanya model  ceramah, membuat siswa akan merasa bosan, kurang kreatif, dan tidak menyenangkan  sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal. Ada pepatah yang mengatakan bahwa pembelajaran terbaik adalah yang diperoleh dari pengalaman, terutama pengalaman yang diperoleh secara langsung karena akan bertahan lama dalam ingatan.

 

Outdoor Learning sebagai Solusi

Sebagai alternatif mengganti kebosanan siswa terhadap suasana dalam kelas dan juga materi dapat bertahan lama dalam ingatan siswa, maka  pembelajaran di luar kelas  atau outdoor learning sebagai variasi  belajar. Hal ini sebagai upaya untuk  mewujudkan generasi emas Indonesia di tahun 2045.


Outdoor learning  merupakan pembelajaran yang dilakukan di alam terbuka atau luar kelas  yang dapat dilakukan secara mandiri ataupun kelompok dengan permainan  sebagai kegiatan pembelajaran. Sebenarnya outdoor learning sudah populer sejak berlakunya kurikulum 2013,  namun pelaksanaan selama ini dilakukan dengan memanfaatkan pihak luar sekolah. Dalam artian bukan pendidik dalam sekolah itu sendiri  dan masih berpaku pada kemampuan karakter tanpa dikombinasikan dengan materi kognitif. Imbasnya, metode ini memerlukan biaya yang tidak murah karena dilakukan di tempat-tempat wisata.


Padahal, outdoor learning dapat dilakukan di mana saja dengan memanfaatkan lingkungan di dalam ataupun lingkungan sekitar sekolah. Hanya saja sesuai dengan materi atau tujuan pembelajaran. Pendidik dapat mempelajari materi outdoor learning yang menarik banyak contoh materi pembelajaran yang dapat diperoleh  dari internet. Demikian pula ice breaking untuk membantu  menghilangkan kejenuhan belajar serta memotivasi siswa.​​​​​​​


Outdoor learning memiliki banyak maanfaat dalam pembelajaran, baik kognitif maupun karakter. Di antaranya adalah:

1. Memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas  yang dimiliki. Karena dalam outdoor learning pembelajaran dilakukan dengan melakukan aneka permainan ketangkasan yang dikemas secara menarik.

2. Membantu mewujudkan potensi yang dimiliki siswa.

3. Siswa dapat belajar dari pengalaman secara langsung.

4. Mendapatkan sumber belajar dari lingkungan yang tersedia.

5. Siswa belajar kerja sama.

6. Menumbuhkan empati.

7. Lebih menyenangkan karena siswa dapat menikmati udara yang segar, ruang yang lebih terbuka, serta dapat keindahan alam.

​​​​​​​Beberapa langkah yang harus dipersiapkan oleh pendidik dalam menyiapkan pembelajaran outdoor learning  adalah dengan membuat perencanan tujuan pembelajaran. Juga materi yang disampaikan, tempat dan media yang ada di luar lingkungan, dan yang perlu diperhatikan adalah aturan selama pembelajaran berlangsung harus dapat dipahami oleh siswa. Karena di luar ruangan, jangkauan pendidik tentang aktivitas dan keselamatan siswa memerlukan perhatian ekstra serta durasi belajar harus diperhitungkan terlebih dahulu.


Dalam mengelola pembelajaran outdoor learning dapat dilakukan dengan berkolaborasi dengan pendidik yang lain. Kemampuan dan pengalaman pendidik, sangat menunjang berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran. Maka, sekolah dapat memfasilitasi pendidik dalam memperoleh pengetahuan melalui sharing ilmu antar pendidik melalui Kelompok Kerja Guru atau KKG mini yang ada di sekolah.


Selain pendidik, sekolah dan stakeholder memiliki peran besar  dalam memberikan fasilitas bagi terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Karena sekolah sebagai tempat siswa untuk menemukan bakat, berekspresi, serta belajar karakter yang baik. Sejumlah hal tersebut dapat memberikan dukungan bagi berlangsungnya pembelajaran outdoor learning. Yang dilakukan adalah dengan menyiapkan lingkungan serta mengajak, mensosialisasikan dan memberikan support system  bagi terlaksananya pembelajaran.

 

Mei Ernawati, MPd​ adalah ​​​​​​Kepala SDN Jogosatru, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo.


Editor:

Opini Terbaru