• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Pantura

HAJI

Cerita Unik Jamaah Haji Asal Tuban, di Makkah Makan Lontong

Cerita Unik Jamaah Haji Asal Tuban, di Makkah Makan Lontong
Nenek Sumei, jamaah haji asal Tuban. (Foto: NOJ/Dhahrul Mustaqim)
Nenek Sumei, jamaah haji asal Tuban. (Foto: NOJ/Dhahrul Mustaqim)

Tuban, NU Online Jatim

Hari ini jamaah haji asal Kabupaten Tuban kelompok terbang (kloter) 24 tiba di tanah kelahirannya, Sabtu (15/07/2023) sekitar pukul 09.25 WIB di halaman Kompi C Yonif Mekanis 521 kabupaten setempat.


Rombongan kloter 24 tersebut ada sekitar 317 jamaah dengan armada sebanyak 7 bus dan ditambah dengan satu truk tronton pengangkut barang. Tentu dalam kepulangan jamaah haji ini langsung disambut dengan riang gembira oleh pihak keluarga.


Pada kesempatan itu, Nenek Sumei salah satu jamaah haji asal Desa Talun, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban mengaku senang pada tahun ini bisa berangkat haji, karena sudah sekian tahun mendaftar, terhitung 12 tahun sejak masa pendaftaran tepatnya pada tahun 2011.


"Alhamdulillah setelah belasan tahun menunggu kini sekarang sudah bisa berangkat haji," ujarnya.


Nenek Sumei yang kini berusia 75 tahun bercerita tentang pengalamannya dalam menjalankan ibadah haji. Menurutnya, salah satu pengalaman yang berkesan adalah di Makkah dapat beribadah secara maksimal, dengan begitu hatinya merasa tenang.


“Pokoknya di sana senang banget, soalnya bisa terus beribadah kepada Allah,” tuturnya.


Dalam ceritanya, nenek Sumei menjelaskan selama menjalankan ibadah haji menggunakan kursi roda, karena memang faktor usia yang bisa dibilang cukup tua, sehingga kalau dipaksakan berjalan kaki tidak akan kuat.


“Karena di sana tidak kuat jalan, akhirnya nyewa surungan dengan bayar satu juta setengah,” terangnya.


Nenek Sumei yang berangkat seorang diri tersebut mengaku, ada satu hal berkesan yang dialaminya, pada saat itu sempat 4 hari tidak makan saat pelaksanaan ibadah haji. Sehingga ketika lapar, nenek Sumei membeli lontong yang telah disediakan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan biaya 5 real dapat 3 buah lontong.


Saat ditanya tentang kesehatan, nenek Sumei juga mengaku sehat, meskipun beberapa jamaah lain ada yang sakit. “Alhamdulillah selama di sana tidak sakit sama sekali,” pungkasnya.


Pantura Terbaru