Pantura

Musker PCNU Tuban Komitmen Jadi Organisasi Sipil yang Digdaya

Ahad, 20 April 2025 | 20:00 WIB

Musker PCNU Tuban Komitmen Jadi Organisasi Sipil yang Digdaya

Ketua PCNU Tuban KH Ahmad Damanhuri saat Musker II di Yayasan Roudlotul Hidayah, Desa Jegulo, Soko, Tuban, Ahad (20/04/2025). (Foto: NOJ/ Dhahrul Mustaqim)

Tuban, NU Online Jatim

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban menggelar Musyawarah Kerja (Musker) II di Yayasan Roudlotul Hidayah, Desa Jegulo, Soko, Tuban, Ahad (20/04/2025). Agenda ini mengusung tema “Meneguhkan Kembali PCNU Tuban sebagai Civil Society yang Digdaya”.

 

Acara ini diikuti oleh jajaran pengurus lembaga dan pimpinan badan otonom (banom) di bawah naungan PCNU Tuban. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri perwakilan dari 20 Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se Tuban.

 

Dalam sambutannya, Ketua PCNU Tuban KH Ahmad Damanhuri, menyampaikan apresiasi atas kehadiran seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan ini.

 

“Dari 20 MWCNU se-Kabupaten Tuban, kami menyampaikan terima kasih karena telah berkenan hadir dan memberikan sumbangsih pada acara Musker II PCNU Tuban,” ujarnya.

 

Dirinya menjelaskan bahwa dalam rangkaian acara Musker II ini akan diselenggarakan seminar yang menjadi pengantar dan landasan untuk rapat pleno komisi.

 

“Setidaknya ada dua narasumber yang akan memberikan materi dalam seminar, sehingga dari seminar itu kemudian dilanjutkan sebagai masukan-masukan untuk para peserta dalam rapat komisi,” ucapnya.

 

Dirinya menegaskan bahwa Musker II kali ini menjadi momentum evaluasi dari hasil Musker I sebelumnya, sekaligus membahas kondisi kekinian yang akan dimusyawarahkan dalam sidang-sidang komisi.

 

“Maka dalam Musker yang kedua ini diharapkan sebagai evaluasi daripada capaian hasil yang pertama,” jelas Kiai Damanhuri.

 

Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya program yang disusun oleh PCNU Tuban maupun lembaga dan banom NU agar berbasis pada kebutuhan riil umat. Menurutnya, selayaknya program yang dicanangkan bukan sekadar berdasarkan keinginan semata.

 

“Kami berharap materi dalam empat komisi nanti dari para peserta ini, baik dari lembaga atau banom NU, bisa mencermati bersama program-program yang ada berdasarkan kebutuhan, bukan hanya berdasarkan keinginan,”  tegasnya.

 

Di samping itu, Kiai Damanhuri menekankan peran historis dan strategis NU dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, NU memiliki kontribusi besar terhadap negara ini, mulai dari memperebutkan, mempertahankan, hingga mengisi kemerdekaan.

 

“Kontribusinya sangat luar biasa sekali ini, karena para kiai dulu memang bergerak dalam ranah kehidupan sosial. Yang digerakkan oleh NU berupa aset siyasah dan amaliyah sehingga bisa menjadi perekat bangsa Indonesia,” pungkasnya.

 

Sementara itu, Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Muhammad Faqih, mengingatkan kembali tugas mulia Nahdlatul Ulama dalam menjaga dan melestarikan agama melalui penguatan peran pesantren dan ulama.

 

“Agama berada dalam hati para ulama, dan untuk melestarikannya peran pesantren sebagai produsen ulama sangat penting,” ucapnya.

 

Ia mengatakan, NU harus memastikan bahwa pesantren tetap tumbuh dan melahirkan ulama-ulama berkualitas, seperti yang telah dilakukan oleh pesantren-pesantren besar di Tuban. “Misalnya di Tuban ada Pesantren Langitan, Pesantren Sunan Bejagung, dan lainnya,” pungkasnya.