• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Pantura

Pelajar NU Universitas Billfath Lamongan Gelar Ngaji Kebangsaan

Pelajar NU Universitas Billfath Lamongan Gelar Ngaji Kebangsaan
Tahlil dan Ngaji Kebangsaan yang digelar PKPT IPNU-IPPNU Universitas Billfath, Lamongan. (Foto: NOJ/Titik NM).
Tahlil dan Ngaji Kebangsaan yang digelar PKPT IPNU-IPPNU Universitas Billfath, Lamongan. (Foto: NOJ/Titik NM).

Lamongan, NU Online Jatim

Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Universitas Billfaht Lamongan menggelar Tahlil dan Ngaji kebangsaan. Acara digelar secara virtual, Rabu (18/08/2021).

 

Tahlil bersama dilakukan untuk memperingati tujuh hari wafatnya KH Agus Abdul Majid Fattah, Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah Siman, Sekaran, Lamongan.

 

Ketua PKPT IPNU Universitas Billfaht, Roissudin menyampaikan, ngaji kebangsaan ini digelar mengingat banyak pola pikir baru yang masuk di tataran kampus. Oleh karenanya, kegiatan ini digelar sebagai bekal kepada kader IPNU-IPPNU dalam membentengi hal tersebut.

 

“Jika bukan kader pelajar NU yang membentenginya, maka siapa lagi?” katanya.

 

Dirinya berharap, seusai ngaji kebangsaan digelar, kader IPNU-IPPNU mendapatkan tambahan wawasaan soal kebangsaan. Tentu pula, semakin meningkatkan pengalaman yang terkandung dalam pancasila.

 

"Semoga kita dapat mengamalkan sila-sila tersebut agar tidak melenceng dari norma yang berlaku," imbuh Roissudin.

 

Sementara itu, Muhammad Nadhim selaku pemateri menyampaikan, agar kader IPNU-IPPNU selalu mengingat jasa para guru, baik yang sudah meninggal ataupun yang belum meninggal.

 

“Bahkan, jangan sungkan untuk membaca tawasul agar kita mendapat barokah dari mereka, lebih-lebih masyaikh dan pejuang bangsa,” ungkapnya.

 

Ia menyebutkan, untuk menjadi seorang nasionalis hendaknya berjuang dulu. “Jika ia kader IPNU maka berproses dan berjuang di IPNU. Jika ia kader IPPNU berprosesnya di IPPNU,” tambahnya.

 

Terkait proses, menurut Nadhim, yang terjadi saat ini hampir sama dengan zaman Rasulullah SAW. Jika di masa Rasulullah orang yang berproses atau belajar ditirakati dengan puasa dan lainnya, maka di zaman sekarang tirakatnya dengan pulsa atau kuota.

 

 

“Hal ini karena media belajar kita lebih banyak menggunakan platform digital atau internet. Ya, tentu juga tidak lupa untuk berdoa kepada yang Maha Kuasa,” pungkasnya.

 

Editor: A Habiburrahman


Pantura Terbaru