Surabaya, NU Online Jatim
Komisi E DPRD Jawa Timur mendukung ditetapkannya harga tarif pemeriksaan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) di Indonesia yang telah diturunkan menjadi Rp 495.000 untuk Pulau Jawa dan Bali, serta Rp 525.000 untuk wilayah lainnya.
"Penetapan batas harga yang ditetapkan pemerintah pasti memperhitungkan tentang selisih yang harus diterima oleh para pemanfaat, rumah sakit, dokter dan sebagainya," kata Hikmah Bafaqih, Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Jumat (20/08/2021).
Hikmah berharap tidak ada yang keberatan terkait penetapan harga test PCR yang kini turun hingga 45 persen dari tarif sebelumnya.
"Harga sebelumnya sangat mahal, itu menyebabkan proses tracing, testing, treatment (3T) terhambat. Tentu kami berharap tidak ada yang keberatan dengan harga baru ini karena untuk mendukung 3T," harapnya.
Hikmah yakin dengan diturunkannya harga alat tes Covid-19 ini akan memberikan efek positif terhadap efektifitas vaksinasi untuk masyarakat.
"Selama ini percepatan vaksinasi kurang efektif karena tidak diikuti 3Tf. Dalam bayangan saya begini, situasi angka terpaparnya ini tidak terpantau, karena isolasi mandiri tanpa diperiksa itu luar biasa banyak di masyarakat. Ini menjadikan proses vaksinasi itu kurang bisa berjalan dengan baik. Jadi 3T dan vaksinasi harus berjalan beriringan," tutur Hikmah.
Tidak hanya itu, politisi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) ini juga meminta semua pihak termasuk pihak kepolisian ikut mengawal terhadap harga jual tes PCR di lapangan.
"Penurunan harga PCR ini menjadi penting untuk dilaksanakan, semoga ini sambut dengan ikhlas dengan baik oleh semua pihak. Dan Komisi E sepakat, kepolisian dan yang lainnya ikut memantau agar penetapan harga ini betul-betul ditaati oleh seluruh pihak," ujarnya.
Editor: Risma Savhira
