Ketua Komisi B DPRD Jatim Minta Pemerintah Kolaborasi Tekan Kemiskinan di Sampang
Senin, 1 November 2021 | 18:30 WIB

Ketua Komisi B DPRD Jatim Aliyadi Musthofa dan Wagub Jatim Emil Elistianto Dardak saat reses sekaligus Maulid Nabi Muhammad SAW di Sampang, Madura. (Foto: NOJ/A Thoriq A)
A Toriq A
Kontributor
Sampang, NU Online Jatim
Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur Aliyadi Musthofa menggelar dengar pendapat atau reses III tahun 2021 di Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura. Kegiatan reses dilaksanakan sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Hadir pada kesempatan itu Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak.
Pada kesempatan itu, Aliyadi meminta Pemprov Jatim agar bersama-sama menekan angka kemiskinan yang berada di Kabupaten Sampang. Hal tersebut ia katakan mengingat saat ini angka kemiskinan di sana berada di angka 22 persen.
Karena itu, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintahan yang ada di daerah dalam menekan angka kemiskinan tersebut.
“Ini menjadi tugas kita semua, terutama pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten bersama-sama mengurangi angka kemiskinan. Tentu dengan berbagai cara, salah satunya kita dorong sektor ekonominya,” kata Aliyadi, Ahad (31/10).
Anggota dewan dari Fraksi PKB Jatim itu menjelaskan, Komisi B DPRD Jatim yang diketuainya membidangi masalah perekonomian. Karena itu, pihaknya juga akan berusaha mencari celah agar masalah kemiskinan di Jatim dapat ditekan. Ia berencana akan meningkatkan sektor potensial yang ada, seperti UMKM, desa wisata, koperasi, pertanian, dan lainnya.
“Karena kebetulan di Komisi B itu adalah komisi ekonomi, maka dari berbagai hal yang berpotensi ekonomi tentu akan kami terus berjuang. Misalnya, melalui UMKM, koperasi, pariwisata, dan semua yang berpotensi ekonomi, lebih lebih yang berdampak kepada masyarakat lokal,” tandasnya.
Sementara itu, Wagub Jatim Emil Elistianto Dardak mengatakan perlunya peningkatan potensi pertanian untuk mengatasi kemiskinan di Madura. Ia mengungkapkan, salah satu penyebab kemiskinan di Kabupaten Sampang bukan karena tingginya angka pengangguran, tetapi karena mayoritas masyarakat di Sampang bekerja di sektor pertanian. Bahkan, sekitar 30 persen masyarakat Sampang bekerja sebagai petani.
Menurut Emil, penghasilan para petani di Sampang masih rendah sehingga tidak bisa membuat masyarakat keluar dari garis kemiskinan. Oleh karenanya, untuk mengatasi masalah ini, pihaknya akan bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya untuk mengidentifikasi masalah apa yang dihadapi oleh para petani di Sampang.
“Pengentasan kemiskinan ini bukan hanya pekerjaan Dinas Sosial, tapi juga dinas (bidang) perekonomian,” jelasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan dengan Hikmah Pahlawan
2
Khutbah Jumat: 3 Nilai Utama dalam Memaknai Hari Kemerdekaan
3
D Zawawi Imron Ceritakan Proses Kreatifnya Menulis Puisi atau Syair
4
Jurnalis Aktif di Palestina Tewas Diserang Israel, Ini Pesan Terakhirnya
5
Presiden Peru Kunjungi Indonesia, Tegaskan Dukungan Bersama untuk Palestina
6
Spesial HUT ke-80 RI, Trans Jatim Beri Layanan Transportasi Gratis 2 Hari
Terkini
Lihat Semua