Pendidikan

Dialog Interaktif Unisma di Kota Pontianak Bangun Harmoni Sosial

Kamis, 21 November 2024 | 17:00 WIB

Dialog Interaktif Unisma di Kota Pontianak Bangun Harmoni Sosial

Dialog interaktif Unisma di Kota Pontianak. (Foto: NOJ/

Malang, NU Online Jatim

Program Kandidat Doktor Mengabdi Universitas Islam Malang (Unisma) menggagas dialog interaktif bertajuk ‘Peran Imam Masjid sebagai Pilar Utama dalam Membangun Harmoni Sosial’ di Masjid Sirajuddin Kota Pontianak, Selasa (19/11/2024).


Kegiatan ini juga mengusung tagline ‘Kandidat Doktor Mengabdi: Menginspirasi Moderasi, Merawat Kebersamaan’ dengan menyoroti pentingnya kolaborasi lintas institusi dalam memberdayakan masjid sebagai pusat keberagaman.


Dikutip dari Suarakalbar.co.id, kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan PW IPIM Kalimantan Barat.


Mahasiswa Kandidat Doktor Mengabdi Unisma yang bertindak sebagai moderator, Muhammad Lahir, M.Pd., membuka diskusi dengan mengumandangkan shalawat Busroh. Ia menekankan bahwa masjid harus menjadi ruang yang inklusif, tempat di mana keberagaman diterima dan harmoni dirawat.


Mahasiswa Kandidat Doktor Mengabdi lainnya, Ustadz H. Mus Mulyadi, M.Pd.I., menggali peran imam masjid dalam perspektif Islam. Menuurtnya, masjid memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pemberdayaan umat dan ruang dialog yang menguatkan toleransi.


Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak H Ruslan, S.Ag, M.A sekaligus mahasiswa program ini, mengapresiasi sinergi antara institusi pendidikan, agama, dan masyarakat. Menurutnya, imam masjid memiliki tanggung jawab besar tidak hanya sebagai pemimpin ibadah, tetapi juga sebagai penjaga harmoni sosial di tengah keberagaman umat.


Senada, Pengurus PW IPIM Kalimantan Barat, Ustadz Sholihin HZ, M.Pd.I., memberikan pandangan tentang pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi para imam.


“Pelatihan ini bukan hanya soal pengetahuan agama, tetapi juga tentang penguatan kapasitas kepemimpinan, mediasi konflik, dan pemberdayaan komunitas,” terangnya.


Dialog interaktif ini menghasilkan kesepakatan penting untuk memperluas program pengembangan imam masjid yang berbasis kolaborasi lintas institusi. Inisiatif ini membuktikan bahwa sinergi antara pendidikan tinggi, lembaga agama, dan masyarakat dapat menciptakan perubahan nyata dalam menjaga keberagaman dan membangun harmoni.


Unisma kembali menegaskan komitmennya untuk menjadikan pendidikan sebagai katalisator utama dalam menciptakan kehidupan yang lebih harmonis di tengah keberagaman.