Pendidikan

KSM Unisma Dorong Urban Farming dengan Manfaatkan Botol Plastik Bekas

Senin, 1 September 2025 | 09:00 WIB

KSM Unisma Dorong Urban Farming dengan Manfaatkan Botol Plastik Bekas

Urban farming KSM Tematik 2025 kelompok 10 Unisma dengan memanfaatkan botol bekas. (Foto: NOJ/kompasiana.com)

Malang, NU Online Jatim

Mahasiswa Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) Tematik 2025 kelompok 10 Universitas Islam Malang (Unisma) menyelenggarakan kegiatan urban farming menggagas penggunaan botol bekas dengan melibatkan masyarakat setempat yang turut berpartisipasi aktif.


Dilansir dari kompasiana.com, Senin (01/09/2025), gagasan penggunaan botol bekas ini dimaksudkan tidak hanya untuk mengurangi volume sampah plastik, tetapi juga untuk memberikan alternatif bercocok tanam yang murah, sederhana, dan bisa dipraktikkan di lahan terbatas.


Kegiatan ini digelar di Dusun Kunci Selatan, Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 100 bibit sayuran berhasil ditanam dengan memanfaatkan botol plastik bekas sebagai media tanam.


Dalam beberapa tahun terakhir, bisa dilihat bagaimana pertumbuhan UMKM di berbagai daerah ikut mendorong roda ekonomi lokal. Namun, di sisi lain, banyak dari pelaku UMKM di sini masih belum memperhatikan aspek lingkungan dalam menjalankan usahanya. Hal ini menyebabkan berkurangnya ruang hijau, meningkatnya limbah usaha, dan kurangnya kenyamanan lingkungan kerja.


Kelompok 10 KSM-T Unisma melihat langsung kondisi ini di lokasi pengabdian. Banyak UMKM yang berjalan cukup baik secara ekonomi, tetapi lingkungan di sekitarnya terlihat gersang dan kurang asri. Padahal, lingkungan yang hijau dan bersih tidak hanya menambah kenyamanan, tapi juga bisa menjadi nilai tambah bagi usaha itu sendiri.


Berangkat dari permasalahan itu, mahasiswa Unisma mencoba menawarkan urban farming sebagai solusi. Urban farming bukan hanya soal menanam sayuran atau tanaman herbal, tapi juga tentang bagaimana pelaku usaha bisa memanfaatkan lahan sempit di sekitar tempat usaha mereka secara produktif dan ramah lingkungan. Dengan metode ini, mereka bisa menciptakan ruang hijau, mempercantik lingkungan, bahkan menambah penghasilan jika hasil tanam dijual.


Melalui program ini, kami berharap bisa mendorong para pelaku UMKM untuk tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tapi juga mulai memperhatikan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Dengan begitu, UMKM bisa tumbuh lebih sehat, baik secara bisnis maupun dalam hubungannya dengan alam sekitar.


Koordinator kegiatan menjelaskan bahwa, metode urban farming dengan botol bekas dipilih karena lebih ramah lingkungan serta mampu memperkenalkan kembali penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di tengah masyarakat. Adapun bibit yang ditanam antara lain cabai, terong, dan tomat. Hal ini karena jenis sayuran yang umum dikonsumsi sehari-hari dan memiliki nilai ekonomis.


Sementara itu, Kepala Dusun beserta warga menyambut baik kegiatan ini. Mereka menilai bahwa urban farming berbasis botol bekas bukan hanya mendukung program penghijauan desa, tetapi juga menjadi sarana edukasi yang menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup berkelanjutan.


Sebagai penutup, mahasiswa bersama masyarakat menyerahkan secara simbolis bibit tanaman kepada warga. Selain itu, juga dilakukan peresmian pojok urban farming yang berlokasi di area permukiman dan sentra UMKM Dusun Kunci Selatan. Pojok ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata praktik pertanian ramah lingkungan yang bisa diteruskan secara berkelanjutan oleh masyarakat.