• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Pendidikan

Dosen Agribisnis Unisma Analisis Risiko Usaha Tani Cabai Rawit

Dosen Agribisnis Unisma Analisis Risiko Usaha Tani Cabai Rawit
Analisis risiko usaha tani cabai rawit. (Foto: NOJ/TimesIndonesia)
Analisis risiko usaha tani cabai rawit. (Foto: NOJ/TimesIndonesia)

Malang, NU Online Jatim

Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang (Unisma), Titis Surya Maha Rianti, SP., MP terus berkonsisten meneliti kegiatan usaha tani cabai rawit. Pada penelitian kali ini dengan pendanaan dari Hibah Institusi Unisma (HI-Ma) 2023, ia memfokuskan penelitiannya kali ini pada analisis risiko usaha tani cabai rawit.


Pada penelitian kali ini Titis tidak sendiri namun didampingi oleh rekan peneliti lain yaitu Lia Rohmatul Maula, SP., MP yang juga merupakan Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Unisma.


Cabai rawit merupakan produk holtikultura strategis yang sering mengalami fluktuasi harga. Namun permintaan cabai rawit di Indonesia akan terus ada. Hal ini diakibatkan oleh semakin beragamnya masakan yang menggunakan cabai rawit sebagai bahan baku. Sehingga pengembangan terhadap usahatani cabai rawit harus terus ditingkatkan agar produksi cabai rawit tetap stabil.


Untuk itu Titis Surya Maha Rianti melakukan penelitian analisis tingkat risiko usaha tani cabai rawit untuk mengetahui seberapa besar tingkat risiko usaha tani cabai rawit yang dihadapi petani dalam pengembangan usaha taninya.


“Masalah yang sering dihadapi oleh petani berbasis komoditas holtikultura strategis seperti cabai rawit adalah sering terjadinya fluktuasi harga,” terangnya.


Selain itu adanya risiko dalam kegiatan usahataninya, baik risiko produksi, harga, dan pendapatan yang menjadi dilema bagi petani untuk mengembangkan usaha taninya karena petani tidak ingin mengambil risiko yang tinggi yang dapat mengakibatkan kerugian.


Ia menjelaskan, dalam mengembangkan usaha tani khususnya cabai rawit, petani akan menghadapi risiko dalam kegiatan usaha taninya, baik risiko produksi, harga, dan pendapatan. Risiko produksi berdampak pada kegagalan panen atau penurunan jumlah panen dari hasil yang diharapkan.


“Sedangkan risiko pendapatan mencakup pada fluktuasi harga jual dan kenaikan harga sarana produksi,” ungkapnya.


Dalam penelitiannya, tahapan penelitian yang dilakukan adalah dimulai dengan identifikasi permasalahan, penentuan tujuan dan lokasi penelitian, penggalian informasi dan data dari petani sampel dan kemudian menganalisis data yang diperoleh.


Analisis dilakukan dengan mencari nilai koefisien variasi (KV) dimana nilai KV ini menunjukkan tinggi rendahnya risiko usaha tani yang dihadapi petani baik risiko produksi, risiko harga maupun risiko pendapatan. Dari hasil analisis kemudian dapat diberikan rekomendasi bagaimana sebaiknya petani menghadapi risiko usaha tani cabai rawit.


“Saran yang saya berikan untuk petani yaitu menggunakan kombinasi input alternatif saat terjadi kenaikan harga input. Misalnya dengan menggunakan input organik yang lebih murah dan lebih ramah lingkungan. Kemudian untuk mengurangi risiko pendapatan, petani dapat bermitra dalam memasarkan produk hasil panennya dengan kesepakatan harga,” jelasnya.


Ia mengungkapkan, untuk mengurangi risiko pendapatan, petani dapat menjalin kemitraan dengan UMKM dengan kesepatakan harga jual. Dengan demikian, risiko pendapatan dapat diminimalisir dan petani merasa lebih aman dan terjamin dari risiko usaha tani.


Titis berharap, rekomendasi hasil penelitiannya bisa diterapkan oleh para petani cabai rawit dalam meminimalisir risiko usaha taninya dan kegiatan usaha tani dapat dikembangkan dalam skala yang lebih luas.


Pendidikan Terbaru