• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 1 Mei 2024

Pendidikan

FEB Unisma Malang Gelar Visiting Expert dari Netherland

FEB Unisma Malang Gelar Visiting Expert dari Netherland
Visiting Expert oleh FEB Unisma hadirkan praktisi dari Netherlands. (Foto: NOJ/ Dok, Humas Unisma)
Visiting Expert oleh FEB Unisma hadirkan praktisi dari Netherlands. (Foto: NOJ/ Dok, Humas Unisma)

Malang, NU Online Jatim

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar kelas internasional visiting expert Jeroin Rijenberg. Ia adalah President Director PT Elite Investment Indonesia, Founder SBDI Center Foundation International, dan CEO NaSu BVThe Netherlands.

 

Acara yang dibuka oleh Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi mengulas perihal materi Corporate Governance dan Sustainability Development Goals. Giat tersebut dilaksanakan sebagai wujud konsistensi FEB Unisma dalam menjalankan program internasional.

 

Nur Diana menyampaikan, pembelajaran di kelas Internasional selain menggunakan bahasa pengantar bahasa asing, juga digunakan kurikulum yang berstandar internasional dan menghadirkan expert untuk memperkuat mata kuliah yang ditempuh mahasiswa.

 

“Seperti saat ini, mata kuliah corporate governance merupakan mata kuliah yang dibina oleh dosen juga melibatkan praktisi nasional maupun internasional dalam beberapa pertemuan,” ungkapnya dilansir dari Times Indonesia, Selasa (04/07/2023).

 

Menurut Diana, pelibatan praktisi internasional pada beberapa pertemuan ini untuk mengurangi gap yang terjadi pada tataran teoritis dengan praktis. Hal ini sangat penting agar memberikan komparasi pengetahuan kepada mahasiswa.

 

“Sehingga era saat ini selayaknya spirit corporate governance ditanamkan ke berbagai sektor industri agar dapat menjalankan tata kelola dengan berpegang pada prinsip tata kelola TARIF yang dinamis sehingga mampu menangani isu-isu SDGs,” tutur Diana.

 

Sementara itu Jeroen dalam Kuliah Praktisi menjelaskan konsep, praktik, serta perkembangan dan keterkaitan corporate governance dengan SDGs. Secara umum, narasumber menjelaskan bahwa perusahaan dikelola untuk memenuhi ekspektasi stakeholder bukan hanya pemegang saham (stockholder).

 

“Tata kelola perusahaan adalah struktur dan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan dan mengawasi kegiatan bisnis mereka. Basic value corporate governance terdiri dari transparency, accountability, responsibility, independence, dan fairness (TARIF),” tuturnya.

 

Disebutkan, Good Corporate Governance (GCG) mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. GCG memiliki 5 prinsip dasar, yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, dan fairness.

 

“Prinsip Responsibility berkaitan erat dengan CSR, dimana perusahaan dalam kegiatan operasionalnya mempunyai peran untuk bertanggungjawab kepada shareholder dan juga kepada stakeholder,” jelas Jeroen.

 

Dirinya pun lantas mengurai tiga dimensi pembangunan SDGs. Yaitu, meliputi agenda pembangunan global yang komprehensif, inklusif dan mengutamakan prinsip universalitas. Perkembangan dunia usaha memberikan peran potensial dan kontribusi dalam tantangan pembangunan global.

 

“Dunia usaha berpartisipasi dalam proses pembangunan dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan penerimaan pajak. Peran yang lebih luas bagi dunia usaha adalah terlibat dalam agenda pembangunan khususnya SDGs,” tandasnya.


Pendidikan Terbaru