Surabaya, NU Online Jatim
Himpunan Mahasiswa (Hima) Ners Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dalam mendampingi masyarakat Desa Kelayan, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Madura melakukan pengemasan dan pelabelan hasil produksi tanaman herbal menjadi suatu produk yang dinamakan ‘Djampi Badijan’.
Hal ini dilaksanakan oleh mahasiswa dari Program Studi (Prodi) S1 Keperawatan Unusa yang lolos dalam Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) yang merupakan program dari Kementrian Kebudayaan, Pendidikan Riset dan teknologi (Kemdikbud Ristek) Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (Dikti).
Ketua Kelompok Hima Ners, Moch Rizal Abdillah mengatakan, acara ini merupakan lanjutan dari program mahasiswa yang mendampingi masyarakat dalam penanaman tanaman herbal di desa tersebut. Dari ini mahasiswa membantu masyarakat untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
"Kami membantu masyarakat desa untuk bisa mandiri dan memanfaatkan sumber daya alam yang bagus untuk menanam tanaman herbal, dan dijadikan jamu yang memang minuman khas dari Indonesia," katanya.
Dengan hasil ini, nantinya mahasiswa juga mengajarkan masyarakat untuk bagaimana promosi melalui media sosial untuk memasarkan jamu tersebut. Semua mahasiswa mendampingi hingga bagaimana pemasaran yang akan dilakukan masyarakat desa.
“Adanya pengemasan ini dapat menarik minat beli konsumen, pengemasan di buat se-eye catching mungkin untuk menarik perhatian para calon membeli tertarik untuk membelinya. Selain menarik, kemasan ini juga mudah dibawa kemana-mana," ungkapnya.
Dengan dinamai Djampi Badijan yang merupakan gabungan dari bahasa Jawa dan bahasa Sansekerta yang mempunyai makna jamu yang benar-benar sehat. Selain sebagai nama produk, nama tersebut juga merupakan harapan bagi para konsumen yang membelinya.
Sementara itu, Kader PKK Desa Keleyan, Dewi mengaku sangat senang dengan pendampingan yang dilakukan mahasiswa Unusa. Kemudian ada saran terkait kemasan produk, apabila produk kemaren di pasarkan tapi dalam kemasan standart saja, dengan tujuan untuk mencari pelanggan dulu.
“Nanti saya siap bantu untuk promosikan di pertemuan PKK," ujarnya.
Pelaku Usaha Minuman Herbal Instant, Muhayana menjelaskan, antusias warga cukup bagus terlebih mengolah jamu menjadi instan. Di tambah mahasiswa Unusa memberikan pelatihan dalam pengemasam dan pelabelan produk yang cukup bagus.
"Tampilannya cukup modern yang membuat pengemasan ini mudah untuk dibawa kemana-mana," paparnya.
Pihaknya berharap, pendampingan ini tidak hanya berhenti pada program ini, sehingga perekonomian masyarakat desa semakin meningkat. Ini bisa mengangkat ekonomi desa bahkan bisa menjadikan desa itu menjadi desa jamu yang memang belum ada di Indonesia.
Sedangkan salah satu pembimbing PPKO, Ratna Yunita Sari, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep menambahkan, pelabelan dan pengemasan ini guna untuk membantu produk tersebut diterima baik oleh konsumen.
“Dengan kemasan modern bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen,” pungkasnya.