Malang, NU Online Jatim
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang sedang mengikuti Pembukaan Program Persiapan Studi Lanjut (PPSL) S2 luar negeri. Kegiatan diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Dirjen Pendis Kemenag RI serentak dilaksanakan di 16 PTKIN.
Rektor UIN Malang, Prof Zainuddin, MA mengatakan, di hadapan 12 calon mahasiswa S2 menghimbau supaya mahasiswa S2 menjaga khazanah nusantara. Tetap senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai ideologi kebhinekaan yang termaktub dalam UUD 1945.
"Hal ini penting agar siapapun bisa memiliki rambu-rambu dalam mensikapi ideologi dari luar negeri. Jangan sampai pulang memiliki ideologi ekstrim seperti wahabi," katanya, Rabu (09/11/2022).
Program PPSL dibuka langsung oleh Dirjen Pendis Kemenag RI Prof Ali Ramdhani secara daring via zoom yang diikuti oleh peserta dari 16 instansi PTKIN terpilih. Diharapkan mahasiswa tetap belajar dengan disiplin keilmuannya lebih banyak.
“Akan tetapi, harus tetap berpegang teguh pada ideologi yang ada di Indonesia, menekankan moderat dan rahmatan lil alamiin,” tuturnya.
Menurutnya, mahasiswa juga harus memiliki jiwa toleransi yang kuat dan tidak melakukan tindakan kekerasan yang merugikan orang lain, serta menghargai tradisi lokal yang ada. Kendati menggali ilmu di luar negeri, mahasiswa Indonesia harus tetap hubbul wathon minal iman mencintai NKRI.
"Ini sudah final dan tidak ada lagi ideologi yang baru untuk menggantikannya. Jangan sampai pulang kampung, semua tradisi di bid'ahkan. Ini akan menjadi kontra produktif," ungkapnya.
Pihaknya mengaku, moderasi beragama merupakan salah satu program pemerintah yaitu Rencana Program Jangka Menegah Pemerintah (RPJMP). Selain itu juga perihal revolusi mental menjadi bagian dari RPJMP yang di dalamnya ada nilai religius. Terlebih, saat ini Indonesia menjadi percontohan dari bangsa lain sepeti orang Barat yakni Jerman, Belanda, Eropa, dan Amerika banyak yang belajar ke Indonesia.
“Karena nusantara berbagai suku, ras agama dan bahasa bisa bersatu tidak ada konflik yang terjadi seperti di negara Timur Tengah,” jelasnya.
Indonesa menjadi percontohan harmonisme kebangsaan dan bernegara yang disatukan oleh Pancasila, UUD, dan bhineka tunggal ika dan NKRI. Hal itulah yang menyatukan NKRI dari Sabang sampai Merauke sampai sekarang.
"Ini yang menjadi best practice oleh kalangan orang Barat," paparnya.
