Surabaya, NU Online Jatim
Sebagai perguruan tinggi Islam ternama dan memiliki reputasi selama hampir setengah abad, Universitas Islam Malang (Unisma) siap mewujudkan target Indonesia sebagai negara maju dengan meneguhkan diri sebagai kampus Islam yang modern kebanggaan Nahdlatul Ulama (NU).
Demikian disampaikan Rektor Unisma, Prof. Maskuri seusai menghadiri kegiatan Silaturahim dan Buka Bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim di Surabaya, Kamis (04/04/2024).
Menurutnya, dilihat dari capaian dalam 43 tahun perjalanannya, Unisma sudah memiliki semua prasyarat untuk menjadi lembaga pendidikan Islam yang modern, baik dari aspek kurikulum pendidikan, infrastruktur, stabilitas keuangan, prestasi akademik, kemahasiswaan hingga kerja sama nasional bahkan global.
“Bahkan pengakuan Unisma sebagai kampus yang maju dan modern datang langsung dari Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke kampus kami tahun lalu,” ujarnya.
Pada Rapat Terbuka Senat universitas dalam rangka Dies Natalis ke-43 Unsima, Rabu (27/03/2024), rektor menyampaikan lima capaian perguruan tinggi yang dipimpinnya. Unisma mulai tahun ini telah mantap memposisikan diri sebagai pendidikan tinggi Islam yang modern dengan langkah nyata meneguhkan pengabdian untuk negeri dengan spirit entrepreneurial university menuju world class university.
“Pengakuan sebagai kampus Islam modern berkelas Internasional juga ditunjukkan dari puluhan mahasiswa di berbagai negara dan lintas agama, yang berkuliah di Unisma bersama ribuan mahasiswa dari nusantara lainnya,” paparnya.
Hingga akhirnya menetapkan diri sebagai kampus modern dan berkembang menjadi world class university pada 2027-2032, Unisma telah melaluinya melalui empat periodisasi pengembangan sebelumnya. Tahapan itu adalah periode good university governance (2011–2015), learning University (2015–2019), research university (2019-2023), dan entrepreneurial university.
“Pada akhirnya banyak elemen masyarakat dan sivitas akademika Unisma merasa bangga dengan perkembangan Unisma saat ini,” ungkapnya.
Prof Maskuri menegaskan, progresifitas Unisma bergerak menuju kampus Islam yang maju dan modern tidak melupakan karakter dasar lembaga pindidikan kaum santri milik NU. Penanaman karakter, amaliyah hingga tradisi pesantren sebagaimana istighatsah, membaca Al-Qur’an di kelas, hingga pelestarian budaya bersarung tetap dipertahankan.
“Setiap hari Jumat, kami semua mengenakan sarung sebagai bagian membiasakan tradisi santri, dari rektor, dosen, pegawai hingga mahasiswa,” pungkasnya.
