Prof Dr M Quraish Shihab memang tak kenal lelah melahirkan karya tulis sebagai buah dari pemikirannya yang kritis. Jabolan Universitas Al Azhar Mesir ini sedikit dari sekian banyak agamawan yang produktif menulis. Ia pun berbeda dengan agamawan lain yang sering mengisi pengajian dari mimbar ke mimbar atau majelis ke majelis. Quraish Shihab lebih memilih memaparkan gagasannya tentang Islam melalui buku.
Buku terbaru Quraish Shihab berjudul Islam & Politik baru diluncurkan September lalu. Buku ini menjadi pencerah bagi pembaca pada tahun politik saat mesin-mesin politik mulai berjalan mencari dukungan. Apalagi pada pengantar buku ditegaskan memang buku ini diterbitkan menyambut Pemilu 2024.
Dari sisi agamawan berbeda pandangan terkait politik. Ada yang merasa politik itu penting hingga agamawan tersebut masuk ke dalam partai atau turun langung mendukung secara gamblang salah satu calon yang ia percayai. Mereka beranggapan seribu nasehat agama akan kalah dengan satu keputusan pejabat negara.
Di sisi lain ada agamawan yang sinis melihat politik dan cenderung lebih menjauh, tidak memberikan komentar apapun terkait dinamika politik yang ada. Pandangan ini juga punya alasan kuat karena melihat praktek politik yang telah jauh dalam koridor agama. Saling mencemooh, menghina, merendahkan, hingga menjatuhkan, menjadi pemandangan sehari-hari dalam panggung politik.
Melalui buku ini, Quraih Shihab secara gamblang bagaimana kedudukan politik dalam Islam. Menurutnya buah politik dalam ajaran Islam secara sederhana dapat dikatakan sebagai sesuatu yang memungkinkan umat Islam melaksanakan tuntunan agamanya secara individua atau kolektif dan sesuai juga dengan budaya serta perkembangan zaman.
Seperti biasa, Quraish Shihab memaparkan definisi keduanya secara gamblang. Selain dari segi bahasa yang ulet, Quraish Shihab juga mengutip filosof dan pakar untuk mendefinisikan politik. Hal ini menjadi menarik, karena pembaca akan lebih kaya pemahaman tentang politik.
Usai memaparkan definisi politik, ayah jurnalis Najwa Shihab ini mengajak pembaca untuk mengetahui bagaimana cara berpolitik Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, ada sejumlah hal yang perlu digaris bawahi tentang praktik politik Nabi Muhammad SAW. Antara lain tujuan politik nabi tidak untuk kekuasaan apalagi kekuasaan pribadi.
Selanjutnya yang perlu digaris bawahi adalah nabi dalam praktik politiknya tidak pernah berkhianat walau dengan lawan atau musuh. Mengutip Imam Al Mawardi, Quraish Shihab memaparkan syarat menjadi pemimpin.
Kampanye juga menjadi salah satu materi yang dibahas oleh Quraish Shihab dalam buku ini. Para pakar hukum Islam masa lalu mengharamkan kampanye karena nabi melarang seseorang meminta jabatan. Namun adapula ulama yang membolehkan kampanye karena pemilih membutuhkan informasi sebagai pertimbangan untuk menentukan pemimpin yang dikehendaki. Selamat membaca!
Identitas Buku:
Judul buku: Islam & Politik; Perilaku Politik Berkeadaban
Penulis: M Quraish Shihab
Penerbit: Lentera Hati
Tahun terbit: 2023
Tebal: 223 halaman
Peresensi: Boy Ardiansyah, guru MI Miftahul Ulum Balongmacekan dan SMP Unggulan Al-Hidayah, Kecamatan Tarik, Sidoarjo.
