• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Rehat

Cerita Sahabat Nabi Dawud, Panjang Umur dengan Sedekah Makanan

Cerita Sahabat Nabi Dawud, Panjang Umur dengan Sedekah Makanan
Lewat sedekah makanan kepada fakir, sahabat Nabi Dawud mendapatkan tambahan usia. (Foto: NOJ/NU Network)
Lewat sedekah makanan kepada fakir, sahabat Nabi Dawud mendapatkan tambahan usia. (Foto: NOJ/NU Network)

Oleh: Ustadz Ulin Nuha Karim

 

Setiap manusia telah ditentukan sampai kapan akan berada di dunia. Dan kalau telah tiba waktunya, maka tidak akan ada kekuatan yang akan mengubah ketentuan tersebut. Namun kisah berikut memberikan pelajaran bahwa kepastian waktu kematian akhirnya bergeser lantaran sedekah. Kisah disarikan dari kitab Hasyiyah As-Shawy ‘ala Tafsir Jalalain juz II, halaman: 5 karya Syekh Ahmad bin Muhammad as-Shawy al-Misri al-Khalwati al-Maliki (1175-1241 H/1761-1825 M).


Cerita tersebut terjadi pada masa Nabi Dawud yang memiliki sahabat dekat. Di banyak kesempatan, sahabat ini senantiasa bersama Nabi Dawud, termasuk tentu saja dalam berdakwah dan kegiatan harian. Layakn ya sahabat sejati, hadirinya bukan semata saat suka, bahkan manakala duka juga tetap bersama Nabi Dawud.


Suatu ketika, ada kabar yang cukup menyesakkan dada. Karena Malaikat Jibril memberikan kabar bahwa sahabat kental Nabi Dawud ini ternyata usianya tidak akan lama. Bahkan dalam waktu dekat, ajalnya akan segera dicabut. “Wahai Nabi Dawud, berilah kabar kepada sahabatmu itu, bahwa ajalnya akan segera tiba. 50 hari lagi ia akan meninggal dunia,” kata Malaikat Jibril.


Mendengar kabar tersebut, Nabi Dawud tercengang. Bagaimana tidak, sahabat yang ia kasihi ternyata ditakdirkan oleh Allah untuk sebentar lagi akan undur diri meninggalkan dunia yang fana ini. Dan sebagai bentuk kepedulian, kabar tersebut akhirnya disampaikan kepada sang sahabat.


Akhirnya dengan berat hati, Nabi Dawud mengatakan perihal kabar yang telah ia terima dari Malaikat Jibril. “Wahai sahabatku, sesungguhnya aku tak sampai hati untuk menyampaikan hal ini kepadamu. Namun Jibril memerintahkanku untuk mengatakan kepadamu bahwa ajalmu telah dekat. 50 hari lagi, engkau akan meninggalkan dunia ini,” kata Nabi Dawud dengan lirih kepada sahabatnya itu.


Mendengar penuturan Nabi Dawud, ia juga begitu sedih. Dalam benaknya sudah terbayang bahwa kebersamaan dengan sang nabi akan segera berakhir. Masa-masa berjuang dan melewati waktu dengan segala dinamikanya akan segera tuntas. Hingga tak terasa, sebentar lagi ia akan meninggalkan dunia dan berpisah dengan seseorang yang begitu ia cintai. Tak lain tak bukan adalah Dawud, Sang Nabi yang selalu ia dampingi.

 

Dahsyatnya Sedekah

Namun dirinya tidak mau terlarut dalam kesedihan terlalu lama. Di sisa waktunya yang tinggal 50 hari lagi, ia bergegas untuk bersiap-siap menjemput ajal dengan penuh kerelaan. Mulai hari itu, ia gunakan hari-harinya untuk lebih semangat dalam beribadah. Hari demi hari silih berganti. Hingga tibalah hari ke-50, waktu ajalnya untuk menghampiri. Ia lantas menyiapkan makanan. Bukan untuk dirinya, melainkan rencananya akan dihaturkan kepada sang nabi sebagai simbol penghormatan sekaligus perpisahan.


Di tengah perjalanannya menemui Nabi Dawud, ia berpapasan dengan seorang fakir yang kelaparan. Hatinya pun bimbang. Di satu sisi, ia begitu iba dengan si faqir tersebut. Namun di sisi lain, makanan itu adalah hidangan perpisahan yang ia siapkan khusus untuk Nabi Dawud.


Ia lantas menghalau kebimbangannya dengan segera. Sembari mengulurkan makanan yang ia bawa, dalam hati ia berkata: “Ah, mengapa aku mengedepankan egoku untuk memberi Nabi Dawud. Padahal jelas-jelas si fakir ini lebih membutuhkannya.”


Si fakir lantas menyambut uluran tangan berisi makanan dengan penuh gembira. Sungguh dari raut mukanya terpancar kebahagiaan tak terkira. Bak seorang nelayan yang tak sengaja menemukan harta karun emas permata. Segera saja, si fakir menyantap makanan hingga tak tersisa.


Setelah kejadian tersebut, Malaikat Jibril lantas diperintahkan oleh Allah Taala untuk memberi kabar kepada Nabi Dawud. Kabar itu mengatakan bahwa berkah sedekah makanan sahabatnya itu, Allah menunda ajalnya. Ia diberikan anugerah tambahan umur 50 tahun lamanya.


Setelah ia sampai menghadap, maka Nabi Dawud pun mengabarkan hal tersebut. Ia terkaget, tak menyana, bercampur rasa gembira penuh suka cita. Ia lantas bersyukur pada Allah Taala. Betapa luas karunia dan rahmat Allah Taala. Hanya dengan sedekah makanan yang tidak seberapa, sahabat Nabi Dawud tersebut mendapatkan nikmat luar biasa. Ia diberikan tambahan umur sampai 50 tahun, subhanallah.

 

Ustadz Ulin Nuha Karim, Santri Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin, Brabo, Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah


Editor:

Rehat Terbaru