• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Rehat

HAJI

Kesabaran Keluarga Calon Haji yang Berbuah Manis

Kesabaran Keluarga Calon Haji yang Berbuah Manis
Suasana di Masjid Nabawi, Madinah. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Suasana di Masjid Nabawi, Madinah. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Perlahan namun pasti, sejumlah proses pelaksanaan ibadah haji telah dilakukan dan terus dikerjakan hingga tuntas. Dan haji merupakan rukun Islam kelima. Wajib bagi setiap muslim melaksanakannya sekali dalam seumur hidup.  

 

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam salah satu ayat berikut: Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah. Yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke baitullah]. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha-Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS Ali Imran[3]: 97).

 

Ada yang khas dalam haji dibanding ibadah selainnya. Dalam konteks muslim Indonesia, orang yang telah menjalankan ibadah haji akan menyandang sebutan “haji” atau “hajjah”—hal yang tidak dijumpai pada ibadah shalat, puasa, dan zakat meski sama-sama rukun Islam.

 

Teringat ketika Ustadz Hasan, salah satu muthawif umrah menjelaskan bahwa ketika seseorang sudah menjalankan ibadah haji sempurnalah Islamnya, seluruh kewajiban dijalankan dan sunah-sunahnya ditingkatkan. Yang mesti dicatat pula, perintah haji adalah bagi mereka yang mampu. Ini artinya ketika seorang muslim belum mampu melaksanakannya misalnya karena faktor biaya, kendaraan, keamanan, kekuatan fisik, maupun kesehatan maka ia tidak terkena hukum dosa.

 

Ada satu kisah nyata di tahun 2018 tepatnya di Klaten Jawa Tengah. Muhammad Ali —sebut saja demikian—bersama istri, dijadwal oleh pemerintah berangkat haji pada tahun 2018. Atas kuasa Allah Subhanahu Wa Taala Muhammad Ali mengalami sakit keras sehingga mengharuskan operasi: terdapat tumor pada ususnya.

 

Semakin hari kondisi Muhammad Ali semakin melemah sehingga tidak mungkin bisa berangkat di tahun 2018. Dengan kondisi demikian, akhirnya istri berangkat sendiri tanpa didampingi suami ataupun anak, karena kondisinya masih sehat dan kuat. 

 

Selama menjalani pengobatan kurang lebih 10 bulan Muhammad Ali dirawat oleh putra dan keluarga dengan telaten sehingga pada tahun 2019 kondisinya semakin membaik. Tekad Muhammad Ali begitu kuat untuk bisa berangkat ke baitullah. Beliau merasa sudah lebih baik dan kuat untuk memenuhi panggilan haji. Setelah cek kesehatan atas izin Allah SWT Muhammad Ali dinyatakan bisa berangkat haji di tahun 2019 ini. 

 

Mengingat kondisi yang baru saja mengalami sakit selama kurang lebih 10 bulan ini, tentu kondisi fisik tidak sekuat sebelumnya. Dengan hasil musyawarah akhirnya pemerintah membolehkan salah satu keluarga untuk mendampingi keberangkatannya. Dengan syarat sudah terdaftar sebagai calon jamaah haji. Yang menarik dalam kisah ini ternyata ketika Allah memanggil hamba-Nya ke baitullah tidak mengenal aturan pemerintah atau siapa pun. Anak dari Muhammad Ali yang seharusnya keberangkatan di tahun 2030-an ia bisa berangkat di tahun 2019.

 

Di balik musibah yang menimpa keluarga Muhammad Ali, atas kesabarannya dan keluarga, akhirnya bisa berangkat bersama putra tercinta menuju rumah Allah.

 

 مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ

 

Artinya: Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allah kebaikan, maka akan diberi musibah. (HR Bukhari).

  

Mahasuci dan bijaksana Allah yang mengatur kehidupan di bumi dan di langit dengan cermat dan tepat. Tidak ada kata tertunda, hanya saja Allah pilihkan waktu yang terbaik. Kesabaran berbuah kebahagiaan.


Rehat Terbaru