• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Mengenang Aneka Peristiwa Penting di Jabal Abu Qubais

Mengenang Aneka Peristiwa Penting di Jabal Abu Qubais
Di Jabal Abu Qubais, umat Islam dapat mengenang sejumlah kejadian penting di masa lalu. (Foto: NOJ/KIm)
Di Jabal Abu Qubais, umat Islam dapat mengenang sejumlah kejadian penting di masa lalu. (Foto: NOJ/KIm)

Makkah, NU Online

Makkah dan Madinah adalah kawasan yang selalu menjadi magnit bagi umat Islam. Tidak sedikit yang datang dari berbagai kawasan hanya untuk bisa hadir di dua kota utama tersebut. Apalagi saat bulan Ramadhan, antusias umat Islam demikian tinggi untuk bisa datang, termasuk untuk melaksanakan ibadah umrah.


Dan setelah menyelesaikan rangkaian ibadah umrah tersebut, sebagian umat Islam yang masih memiliki waktu luang akan mengisinya dengan melakukan kunjungan ke berbagai kawasan bersejarah. Salah satunya adalah Jabal Abi Qubais merupakan bukit pertama yang diciptakan Allah SWT di muka bumi. Bukit tersebut berdekatan dengan Masjidil Haram dan berhadapan dengan Bukit Shafa.


Jabal Abi Qubais disebut sebagai Jabal Kubais oleh orang Indonesia, yang memiliki ketinggian hingga 420 meter di atas permukaan laut. Dengan demikian, Jabal Abu Qubais atau Jabal Qubais adalah gunung atau bukit yang terletak di sebelah timur Makkah, dekat Masjidil Haram. Jabal Abu Qubais dulunya dikenal dengan sebutan Jabal al-Amin (bukit kepercayaan), karena Allah SWT telah menyelamatkan batu atau Hajar Aswad ketika topan dan banjir dahsyat pada zaman Nabi Nuh AS.


Hajar Aswad kembali ditemukan di tempat itu oleh Nabi Ibrahim AS atas pertolongan Malaikat Jibril ketika akan membangun baitullah yang hancur. Jabal Abu Qubais disebut dalam Sirah Nabawiyah (buku tentang sejarah Nabi Muhammad SAW) sebagai tempat yang biasa diziarahi orang-orang pada zaman Jahiliyah.


Pada masa Islam, Jabal Qubais hanya disebut dalam hubungannya dengan penduduk Makkah, termasuk Abu Quhafah (ayah Abu Bakar Ash-shiddiq), yang naik ke bukit ini, dan tempat-tempat ketinggian lainnya untuk menyaksikan pasukan Islam yang memasuki Makkah pada hari penaklukan Makkah atau fathu Makkah.


Dalam kamus Al-Munjid karya Louis Ma’luf, disebutkan bahwa Jabal Abu Qubais pernah dijadikan tempat pelontaran manjaniq (alat pelontar batu dalam peperangan) oleh Hasin bin Numayr, untuk ditembakkan ke pasukan Abdullah bin Zubair yang bertahan di Ka’bah. Tembakan dengan manjaniq menyebabkan terbakarnya tirai atau kiswah Ka’bah yang berwarna hitam.


Cerita-cerita yang disebutkan dalam Sirah Nabawiyah dan Hayat Muhammad (Kehidupan Nabi Muhammad SAW) oleh Haekal mengenai Jabal Abu Qubais pada umumnya dihubungkan dengan riwayat Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi rasul. Disebutkan pula, nama bukit itu diambil dari nama seorang penduduk dari Bani Jurhum, yaitu Qubais bin Syalikh, yang tewas di atas bukit tersebut.


Bahkan, nama Jabal Abu Qubais disebut-sebut dalam sebagian kitab tafsir Al-Qur'an, seperti Tafsir al-Jalalain dan Tafsir al-Qurthubi. Dalam tafsir ini, disebutkan setelah Nabi Ibrahim menyelesaikan perbaikan dan pembangunan baitullah, Allah SWT berfirman kepadanya: Dan, serukanlah umat manusia untuk mengerjakan ibadah haji, niscaya mereka akan datang ke rumah Tuhanmu dengan berjalan kaki dan dengan menunggang berjenis-jenis unta yang kurus, yang datangnya dari berbagai jalan (dan ceruk rantau) yang jauh. (surat Al-Hajj, ayat: 25).


Setelah turunnya ayat tersebut, diriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim lalu menaiki Jabal Abu Qubais dan berseru: Wahai manusia, Allah telah memerintahkan kamu untuk menunaikan haji ke baitullah ini untuk memberimu dengan haji tersebut akan surga dan diselamatkan kamu dari azab neraka, maka berhajilah kamu.


Riwayat lainnya yaitu ketika Nabi Muhammad SAW memperlihatkan mukjizatnya dari Allah SWT yang membelah bulan menjadi dua bagian. Kejadian itu dipertunjukan kepada kaum musyrik Makkah. Mereka baru percaya ketika bulan itu benar-benar terbelah dua, satu bagian di atas Jabal Abu Qubais dan satunya lagi di Jabal Qiiqa atau Hindi.


Dalam hubungannya dengan Nabi Muhammad SAW, juga disebutkan bahwa ia pernah dibawa kakeknya, Abdul Muthalib, ke puncak Jabal Qubais untuk berdoa meminta hujan. Nabi Muhammad SAW waktu itu masih kecil dan Makkah dilanda kemarau berkepanjangan.


Seorang perempuan, Raqiqah binti Abi Saifi bin Hasyim, dalam tidurnya bermimpi mendengar suara yang mengatakan, dari kaum Quraisy akan muncul seorang nabi. Suara dalam mimpi itu juga memberinya petunjuk bagaimana cara meminta hujan agar dikabulkan Tuhan, yaitu penduduk harus meminta pimpinan mereka, Abdul Muthalib, agar membawa cucunya dan beberapa orang penduduk untuk berdoa bersama-sama.


Terlebih dulu mereka harus bersuci, mencium hajar Aswad (batu hitam pada Ka’bah), dan bertawaf (mengelilingi Ka’bah) sebanyak 7 kali. Mimpi ini diceritakan Raqiqah kepada penduduk Makkah, dan mereka melaksanakan petunjuk mimpi itu.


Saat ini, Jabal Abu Qubais berganti bangunan istana raja Saudi yang tinggi dan megah. Istana ini juga berguna bagi para pemimpin atau tamu negara yang akan beribadah di Makkah. Pada awal pembangunan di bukit ini ditentang sebagian kalangan umat muslim. Pasalnya, banyak peristiwa bersejarah yang berkaitan dengan Jabal Abu Qubais.


Sebelum dibongkar dan dibangun istana raja, di kawasan bukit ini dulunya adalah perkampungan yang banyak dihuni syekh (ulama) dan sejumlah pelajar yang ingin mendalami agama. Tahun-tahun sebelum pembangunan di kawasan ini, para jamaah calon haji sering menaiki Jabal Abu Qubais hanya untuk mengenang peristiwa Nabi Ibrahim AS. Bahkan, terkadang jamaah bernazar untuk memanggil sanak keluarganya supaya bisa berhaji.  


Dengan demikian, ada baiknya menyempatkan untuk singgah di kawasan ini sekaligus melakukan refleksi terhadap aneka kejadian masa lalu. Termasuk memanggil keluarga, sahabat, teman dan siapa saja untuk juga mendapatkan kesempatan hadir di Makkah untuk melaksanakan haji dan umrah.


Rehat Terbaru