Risa Lailatul Maqviroh, Ketua PC IPPNU Trenggalek yang Multitalenta
Rabu, 23 Juli 2025 | 21:00 WIB
Madchan Jazuli
Kontributor
Trenggalek, NU Online Jatim
Risa Lailatul Maqviroh baru saja resmi menakhodai Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Trenggalek. Ia terpilih dalam Konferensi Cabang (Konfercab) XX IPPNU Trenggalek pada 4-6 Juli 2025 lalu.
Risa, sapaan karibnya, merupakan sosok kader IPPNU yang multitalenta. Sejumlah keterampilan dan keahlian ia geluti. Sosoknya juga merupakan tipikal yang murah senyum dan humble.
Saat pertama kali mengetahui terpilih sebagai Ketua PC IPPNU Trenggalek, ia merasa minder. Namun, ia pun teringat pesan dari muassis NU Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari dalam berkhidmah.
"Jujur pertama kali diamanahi, saya merasa kurang pantas. Tetapi saya ingat perkataan Mbah Hasyim, berpedoman dengan kata-kata tersebut, maka saya merasa bersyukur masih bisa berjuang di NU, khususnya bisa membersamai rekanita se-Kabupaten Trenggalek berjuang di IPPNU," ujar Risa kepada NU Online Jatim, Selasa (22/07/2025).
Di masa kepemimpinannya ke depan, ia akan menggagas dan menggodok program 'Pelajar Peduli Lingkungan'. Hal ini selaras dengan visi Bupati Trenggalek yaitu 'Mewujudkan Kabupaten Net Zero Karbon, Berpendapatan Tinggi, dan Berdaya Saing Kolektif'. Makanya, ia bertekad agar IPPNU Trenggalek aktif dalam berbagai kegiatan peduli lingkungan.
“Seperti bersih-bersih pantai, penanaman pohon, dan kampanye pengurangan sampah, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan,” ungkap Risa.
Awal Proses di IPPNU
Ia mengatakan, awal berproses di organisasi IPPNU dimulai dari tingkat Pimpinan Ranting (PR), yaitu di Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, Trenggalek. Kala itu, ia mengaku belum serius dan hanya ikut-ikutan saja. "Kalau bahasa Jawanya elok-elok bawang. Selanjutnya, saya bergabung di Pimpinan Komisariat (PK) SMK Islam 1 Durenan," ucapnya.
Selepas domisioner sebagai Ketua PK IPPNU SMK Islam 1 Durenan, ia pun melanjutkan khidmah di PR IPPNU Kamulan, yaitu menjadi Wakil Ketua. Berselang kemudian ia juga diamanahi Koordinator Departmen Kaderisasi Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPPNU Durenan. Dalam waktu hampir bersamaan, ia bergabung menjadi Tim Pelatih PC IPPNU Trenggalek.
"Waktu berlalu begitu sangat cepat dan tidak terasa banyak amanah yang dimandatkan, di antaranya menjabat Sekretaris PC IPPNU Trenggalek. Dan, tepat di tanggal 6 Juli 2025 lalu saya mengemban amanah yang sangat besar, yakni menjadi Ketua IPPNU Trenggalek," bebernya.
Alumnus Madrasah Diniyah di Pondok Pesantren Hidayatut Thullab Kamulan ini menerangkan banyak suka duka yang dialami selama berkhidmat di IPPNU. Di antara suka yang dialami ialah mempunyai teman dan relasi yang banyak. Di samping itu ia juga banyak belajar kepada yang lebih tua.
"Untuk duka mungkin secara personal ketika ada teman yang sudah tidak aktif di IPPNU lagi," keluh perempuan yang juga bergiat di PMII ini.
Ia menuturkan, yang paling menguatkan khidmahnya selama berorganisasi di IPPNU ialah orang tua, terutama sang bapak. Pesan bapaknya kala itu, hendaknya berjuang dan totalitas ketika diberi kepercayaan untuk memimpin, dan jangan sekali-kali menonjolkan diri ketika tidak dibutuhkan, sebab kemampuan seseorang pasti diketahui tanpa harus ditunjukkan.
"Kita berorganisasi tidak hanya mengulurkan tangan ketika kita menjadi ketua atau pimpinan saja. Tetapi mau jadi apapun kita, kita harus senantiasa ikhlas dalam berkhidmah apapun keadaannya," tegasnya.
Kader Multitalenta
Perempuan yang tengah menyelesaikan studi S-1 di Universitas Tulungagung (Unita) merupakan kader multitalenta. Selain berkhidmah di IPPNU, sejumlah aktivitas ia lakoni selama ini.
"Kesibukan saya selama ini adalah mengajar Pramuka, les privat, serta menjadi MC di berbagai acara, baik instansi pemerintah maupun kampus. Saya juga bergelut di bidang event organizer, khususnya wedding organizer," tuturnya.
Perempuan yang juga aktif di BEM Universitas Tulungagung itu berpesan kepada pelajar di Trenggalek untuk terus berjuang, walaupun diterpa berbagai rintangan. Menurutnya, hendaknya rintangan tersebut dijadikan sebagai tantangan untuk memacu semangat diri.
"Jika kamu menghadapi tantangan itu dengan ikhlas, niscaya tantangan itulah yang akan menjadikan kalian lebih baik di masa mendatang," pungkasnya.
Terpopuler
1
Ratusan Jamaah Ikuti Baiat Thariqah Syadziliyah di Pondok Jajar Trenggalek
2
Resmi Dikukuhkan, Digdaya Digital dan Ekonomi Jadi Tema Besar GP Ansor Sidoarjo
3
ISNU Pasuruan Resmi Luncurkan Buku Biografi KH Achmad Muzayyin Zain
4
Ketua PW GP Ansor Jatim: Jangan Lewatkan Amanah yang Diberikan Para Muassis NU
5
Mengenal Mobile Unusa Incinerator, Alat Mengolah Air Bersih Layak Konsumsi
6
Gus Rikza Sebutkan Dua Cobaan Bagi Pengamal Thariqah
Terkini
Lihat Semua