• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 2 Mei 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Mengunjungi Gunung Surga, Jabal Uhud di Madinah

Mengunjungi Gunung Surga, Jabal Uhud di Madinah
Jabal Uhud atau Gunung Uhud di Madinah selalu ramai dikunjungi peziarah. (Foto: NOJ/UJg)
Jabal Uhud atau Gunung Uhud di Madinah selalu ramai dikunjungi peziarah. (Foto: NOJ/UJg)

Madinah, NU Online Jatim

Salah satu lokasi kunjungan yang sangat sayang kalau dilewatkan saat berada di Madinah adalah Jabal Uhud atau Gunung Uhud ini. Tidak semata menyimpan nilai sejarah yang demikian menentukan dalam sejarah perjalanan Islam, juga kelak menjadi gunung surga. Dan hingga kini, jamaah haji dan umrah selalu menjadikan lokasi gunung ini sebagai lokasi kunjungan lantaran 


Jabal Uhud atau Gunung Uhud memiliki keistimewaan tersendiri. Tak seperti gunung atau bukit lainnya di sekitar Kota Madinah, situs ini menjadi salah satu gunung yang dijanjikan akan ada di surga. Dengan demikian, saat melakukan kunjungan maka akan banyak nilai yang dapat dirasakan.


Perlu diketahui bahwa untuk dapat sampai ke kawasan ini hanya membutuhkan jarak sekitar 5 kilo meter ke arah utara dari pusat Kota Madinah. Ketinggian gunung yakni 1.077 mdpl dan akan selalu diingat oleh umat Islam karena pernah terjadi pertempuran besar di sana. Pertempuran itu melibatkan pejuang Islam dan kaum kafir Quraisy yang terjadi pada 15 Syawal 3 Hijriah atau pada Maret 625 Masehi. Pertempuran itu merenggut nyawa puluhan pejuang Islam yang mati secara syahid.


Di lembah Gunung Uhud pula, dahulu pernah terjadi pertempuran dahsyat antara kaum muslimin yang berjumlah 700 orang. Pejuang Islam ini melawan gerombolan musyrikin Makkah yang mengerahkan serdadu tak kurang dari 3.000 orang. Jumlah itu tentu saja tidak seimbang. 


Dalam jumlah yang tak seimbang, pertempuran hebat tetap terjadi. Kaum muslimin sebenarnya telah memenangkan peperangan itu dan membuat kaum musyrikin kewalahan. Sayangnya, para pemanah yang berada di atas Gunung Arrimah sempat tergoda melihat barang-barang berharga yang ditinggalkan kaum musyrikin, sehingga mereka meninggalkan pos yang sejak awal diingatkan Nabi Muhammad SAW untuk tidak boleh ditinggalkan dengan alasan apapun.


Dalam sejarahnya, sejumlah pemanah lebih memilih untuk turun dari bukit dan lupa pesan Rasulullah SAW agar tidak meninggalkan bukit tersebut. Semuanya turun, kecuali komandannya Abdullah bin Jabir dan 6 pemanah lain. Melihat situasi itu Khalid bin Walid yang saat itu sebagai komandan Quraisy memanfaatkan keadaan membawa pasukan berbelok dari arah belakang pasukan Islam. Imbas dari taktik tersebut akhirnya tentara mengalami kekalahan yang tidak sedikit.


Pertempuran itu mengakibatkan 70 orang syuhada gugur di medan pertempuran. Di antaranya adalah paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muththalib, yang digelari Asadullah wa asadur Rasul (Singa Allah dan Rasul-Nya), Mush'ab bin Umair, dan Abdullah bin Jahsyin dan lainnya. Nabi Muhammad SAW sendiri mendapat luka serius akibat pertempuran itu. Sahabat-sahabatnya yang menjadi perisai hidup Rasulullah SAW turut gugur dengan kondisi badan dipenuhi anak panah.


Setelah perang usai dan kaum musyrikin menarik pasukannya pulang ke Makkah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan supaya mereka yang gugur dimakamkan di lokasi mereka roboh. Bahkan, ada satu liang kubur yang terdiri dari sejumlah syuhada. Oleh karena kecintaan Rasulullah SAW kepada para syuhada Gunung Uhud, khususnya Sayyidina Hamzah, Rasulullah SAW melaksanakan ziarah ke Jabal Uhud nyaris setiap tahun. Jejak ini pula yang sampai saat ini diikuti umat Islam, bahkan semenjak zaman pemerintahan para khalifah sesudah Rasulullah SAW wafat.


Keutamaan Jabal Uhud

Di balik sejarah panjang tersebut, ada pula beberapa keutamaan Gunung Uhud yang perlu diketahui, di antaranya adalah bahwa gunung ini dijanjikan ada di surga. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, disebutkan: Jika kita hendak melihat bukit yang terdapat di surga, maka ziarahlah ke Gunung Uhud. Nabi Muhammad SAW bersabda: Gunung Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang terdapat di surga. (HR Bukhari).


Dalam sejarahnya, Gunung Uhud pernah bergetar ketika Rasulullah SAW sedang bersama Sayyidina Abu Bakar RA, Sayyidina Umar Al-Faruq RA, dan Sayyidina Utsman bin Affan RA sedang berada di puncaknya. Ketika itu Nabi Muhammad SAW menghentakkan kakinya dan berkata: Diamlah engkau Uhud, di atasmu sekarang ada Rasulullah dan orang yang selalu membenarkannya (Abu Bakar RA) dan dua orang yang akan mati syahid (Umar bin Khattan dan Utsman bin Affan). Tak lama setelah Rasulullah menghentakkan kakinya, gunung itu berhenti bergetar sebagai tanda kerinduan dan kegembiraan menyambut Rasulullah.


Dalam hadis riwayat Bukhari, disebutkan: Gunung Uhud adalah gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya. (HR Bukhari).


Selain dapat berhenti bergetar setelah mengetahui kedatangan Rasulullah SAW di puncaknya bersama sahabat-sahabatnya, Gunung Uhud juga pernah diajak bicara oleh Rasulullah SAW. Kala diajak bicara, gunung ini seperti halnya makhluk berakal yang dapat mengerti pembicaraan manusia.


Suatu ketika, Rasulullah SAW pernahh memberikan kabar kepada Umar bin Khatab RA dan Utsman bin Affan RA bahwa mereka akan mendapatkan syahadah atau kematian syahid. Ini merupakan bentuk informasi dengan dalil yang kuat bahwa Rasulullah SAW tidak berbicara berdasar hawa nafsu, namun itu menurut wahyu sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Quran. Dan dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa nafsunya, akan tetapi ucapannya tiada lain adalah wahyu yang disampaikan kepadanya. (QS An-Najm ayat 3 dan 4).


Sekian tahun setelah itu, terbuktilah apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. Umar dan Utsman masing-masing meninggal sebagai syahid karena dibunuh. Umar bin Khathab dibunuh oleh Abu Lu'luah al-Majusi saat sedang salat shubuh dan mati syahid akibat dari tikaman pisaunya. Sedangkan Utsman bin Affan dibunuh di rumahnya saat sedang membaca Al-Quran oleh kalangan Khawarij. Innalillahi wainna ilahi rajiun.


Jabal Uhud adalah sala satu tempat bersejarah yang istimewa. Setiap muslim dari luar jazirah Arab yang berkunjung ke Madinah akan terbersit keinginan untuk menyempatkan diri mengunjungi situs penting tersebut. Karenanya, banyak alasan bagi mereka yang telah berada di Madinah untuk melakukan ziarah ke Jabal Uhud ini. Tak semata mengunjungi situs yang memiliki sejarah begitu penting dalam perjalanan umat Islam, juga makna yang demikian dalam dari sekadar sebuah gunung. Semoga diberikan kesempatan mengunjungi gunung ini dan melakukan tadabbur sekaligus membuka sejumlah referensi untuk tambahan pemahaman dan keimanan. Wallahu a’lam.


Rehat Terbaru