• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 1 Mei 2024

Rehat

Panduan Memilih Pasangan Hidup menurut Hadratussyekh

Panduan Memilih Pasangan Hidup menurut Hadratussyekh
Hadratussyekh memberikan panduan memilih pasangan hidup. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Hadratussyekh memberikan panduan memilih pasangan hidup. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Bulan ini sudah semakin banyak undangan walimah nikah dari sahabat, tetangga dan kerabat. Bulan Dzulhijjah memang menjadi salah satu pilihan utama bagi sejumlah pasangan untuk melangsungkan akad sekaligus melangsungkan resepsi pernikahan.

 

Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai pasangan suami istri. Tujuan dari pernikahan adalah membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal, bukan saja di dunia tetapi sampai di akhirat.

 

Ada banyak faktor yang menjadi unsur pendukung terciptanya keluarga dan rumah tangga yang langgeng dan bahagia. Salah satunya adalah perilaku istri sebagai pasangan hidup. Baik dan buruknya perilaku istri memberi andil pada bahagia dan tidaknya kehidupan sebuah keluarga.

 

Dalam hal ini barangkali sabda Rasulullah bisa dijadikan acuan.

 

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الزَّوْجُ الصَّالِحُ

 

Artinya: Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah pasangan yang salih. (HR Imam Thabrani).

 

الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

 

Artinya: Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang salihah.  (HR Imam Muslim).

 

Panduan dari Hadratussyekh

Hadratussyekh Hasyim Asy’ari dalam karyanya Dhau'ul Mishbah fi Bayani Ahkamin Nikah menyebutkan 6 perilaku buruk yang menjadikan seorang perempuan tidak layak untuk dinikahi.

 

قال بعض العرب لا تنكحوا من النساء ستة لا أنانة ولا منانة ولا حنانة ولا تنكحوا حداقة ولا براقة ولا شداقة

 

Artinya: Sebagian orang Arab mengatakan, jangan kau nikahi 6 macam perempuan, yakni annânah, mannânah, hannânah.  Jangan pula kau nikahi perempuan yang haddâqah, barrâqah, dan syaddâqah.

 

Perempuan yang annânah yakni perempuan yang banyak mengeluh, mengadu, dan sering membalut kepalanya. Tak ada baiknya menikahi perempuan yang sakit-sakitan dan berpura-pura sakit.

 

Perempuan mannânah adalah perempuan yang punya kebiasaan suka mengungkit-ungkit suaminya. Ia berkata, “Aku sudah melakukan ini dan itu untukmu!”

 

Hannânah adalah perempuan yang merindukan suami yang lain atau merindukan seorang anak dari suami yang lain. Umpamanya ia membayangkan kalau saja suaminya seperti artis fulan atau kalau saja ia memiliki anak dari seorang laki-laki tampan yang ia idolakan. Perempuan dengan perilaku seperti ini mesti dijauhi.

 

Untuk haddâqah yakni perempuan yang suka melihat-lihat segala sesuatu lalu menginginkannya dan menuntut sang suami untuk membelinya.

 

Sedangkan perempuan barrâqah mengandung dua makna. Pertama, perempuan yang sepanjang hari selalu bersolek dan merias wajahnya agar terlihat berkilau dengan dibuat-buat. Makna kedua adalah perempuan yang suka marah karena makanan. Ia lebih suka makan sendirian dan menganggap bagiannya dalam segala hal cuma sedikit sehingga perlu untuk meminta tambahan.

 

Terakhir syaddâqah adalah perempuan yang banyak bicara alias cerewet. Perempuan dengan keenam sifat dan perilaku tersebut tidak layak untuk dipilih sebagai pasangan hidup dan kurang mendukung dalam terciptanya kehidupan rumah tangga yang bahagia.

 

Perlu diketahui pula bahwa pada dasarnya berbagai sifat buruk yang semestinya tidak dimiliki oleh seorang istri juga semestinya tidak dimiliki oleh seorang suami.

 

Bila Hadratussyekh Syaikh Hasyim Asy’ari menuturkan tidak layaknya seorang perempuan yang memiliki sifat-sifat di atas dijadikan istri, maka tidak layak pula seorang laki-laki yang memiliki sifat-sifat buruk dipilih untuk menjadi suami. Ini dikarenakan kebahagiaan rumah tangga tidak mungkin terbangun sempurna bila salah satu pasangan hidup bersikap dan berperilaku buruk.

 

Dalam hal ini adanya banyak keterangan yang—seakan—menjadikan pihak perempuan sebagai objek pembahasan hanyalah sebagai cerminan dari budaya masyarakat pada umumnya di mana seorang laki-laki cenderung bersikap aktif memilih dan seorang perempuan lebih bersikap pasif dipilih.

  

Lalu bagaimana bila seseorang telah terlanjur memiliki pasangan hidup yang memiliki salah satu atau beberapa perilaku tersebut? Dalam kondisi demikian bersabar adalah sikap terbaik yang mesti dilakukan. Karena bisa jadi pada sesuatu yang tidak disenangi Allah memberikan banyak kebaikan. Wallahu a’lam.​​​​


Rehat Terbaru