• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Saat Harus Berbelanja di Sekitaran Masjidil Haram

Saat Harus Berbelanja di Sekitaran Masjidil Haram
Tempat penukaran uang asing di Madinah. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Tempat penukaran uang asing di Madinah. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Makkah, NU Online Jatim

Usai melaksanakan sejumlah ibadah umrah Ramadhan, biasanya jamaah menyempatkan waktu untuk melakukan belanja sebagai bentuk rasa sayang kepada anggota keluarga di Tanah Air. Tentu saja, ini hanya pelengkap dari beragam ibadah selama berada di Madinatul Munnawarah dan Makkah al-Mukarramah. 


Namun, ada sedikit tips ketika belanja di pasar-pasar Makkah. Tentunya, jamaah ingin mendapatkan oleh-oleh produk yang berkualitas dan harga yang hemat bukan? Berikut tipsnya yang disarikan dari pengalaman pribadi dan sejumlah sumber.

 

1. Membuat Daftar Belanja

Tips yang pertama yaitu membuat daftar belanja. Jamaah dapat menyiapkan catatan apa saja barang yang ingin dibeli sesuai kebutuhan, bahkan sebelum berangkat ke Baitullah. Rencanakan siapa saja yang ingin diberi oleh-oleh sepulang dari umrah, berapa banyak yang dibutuhkan, dan tentunya sesuaikan dengan bagasi yang tersedia. Jangan sampai overload sehingga kesusahan membawa pulang oleh-oleh yang sudah dibelanjakan di tanah suci. Hal ini tentu sangat disayangkan.

 

2. Jangan Berpenampilan Mencolok

Saat belanja di pasar Makkah, usahakan berpenampilan sederhana saja, jangan sampai terlalu menarik perhatian karena pedagang pun pasti dapat membaca profil jamaah. Dengan berpenampilan biasa, tidak akan ditawari dengan harga mahal, karena si pedagang akan menganggap bahwa Anda ‘mampu’ membayar barang dengan harga tinggi.

 

3. Sesuaikan Budget

Tips selanjutnya adalah sesuaikan dengan anggaran yang telah disiapkan dari rumah. Memang, ada banyak barang yang dapat dibeli, namun jika tidak membatasinya dengan budget tertentu, bisa jadi akan membeli yang tidak dibutuhkan dan akhirnya dana akan habis.

 

4. Persiapkan Uang Riyal

Seperti yang diketahui, mata uang yang berlaku di Arab Saudi yaitu Riyal. Jamaah bisa menukar uang rupiah di tempat penukaran uang asing sebelum berangkat ke tanah suci. Atau juga bisa dengan menukar di Makkah dan Madinag karena sudah banyak penukaran uang maupun ATM yang menjawab kebutuhan ini.

 

5. Pilih Barang Tahan Lama

Selain berbagai macam camilan yang disebutkan di atas, jamaah bisa memilih cinderamata seperti permadani, tasbih, miniatur atau hiasan bergambar Ka’bah, jilbab, abaya, hingga air zam-zam. Barang-barang tersebut tidak terlalu berisiko untuk dibawa ke Tanah Air.

 

6. Mengerti Bahasa Arab meski Sedikit

Jamaah bisa mulai belajar percakapan bahasa Arab sederhana yang bisa dipraktekkan ketika berbelanja di Makkah. Para pedagang tentu ingin memahami keinginan jamaah, dan akan lebih mudah apabila tahu apa yang diucapkan. Namun, kebanyakan pedagang di pasar Makkah juga sedikit-sedikit mengerti Bahasa Indonesia. Hal ini tentu saja lumayan membantu.


Membawa buah tangan atau oleh-oleh sebagai kenang-kenangan sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia yang pulang dari bepergian di luar kota atau luar negeri. Tak terkecuali juga bagi jamaah haji yang akan pulang dari Tanah Suci Makkah setelah usai menjalankan ibadahnya.  


Barang-barang dan makanan khas Arab Saudi menjadi incaran para jamaah haji Indonesia. Tempat perbelanjaan yang menawarkan barang yang dicari pun "diserbu" jamaah. Seperti Pasar Suq Kakiyah Liljumlah, banyak didatangi jamaah Indonesia dan negara lainnya karena harga lebih murah untuk belanja grosiran atau lusinan. 


Hampir semua bentuk oleh-oleh dari Arab ada di pasar ini. Mulai dari abaya, tasbih berbagai ukuran dan bahan, kerudung, parfum, sorban, hingga sajadah, perhiasan perak dan karpet. Ada juga gelas, teko, boneka onta dan lainnya yang rata-rata barang didatangkan dari Turki, China, India, atau Pakistan.


Prinsipnya, berbelanja hanya sebagai pelengkap dari melakukan ibadah umrah selama Ramadhan. Dengan demikian, jangan sampai hal tersebut akhirnya mengalahkan aneka ibadah yang dianjurkan.


Rehat Terbaru