• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 24 Juni 2024

Rehat

IN MEMORIAM CAK IPUL

Sedikit Berbicara, Banyak Kerja-Kerja Jurnalistik di Lingkungan NU

Sedikit Berbicara, Banyak Kerja-Kerja Jurnalistik di Lingkungan NU
Ilustrasi kenangan Cak Ipul di Ruang Redaksi Majalah AULA
Ilustrasi kenangan Cak Ipul di Ruang Redaksi Majalah AULA

Kabar meninggalnya Sahabat, Senior dan Tretan Syaifullah Ibnu Nawawi atau yang akrab disapa Cak Ipul ini, menyebar di group para aktivis NU dan Pesantren sekitar pukul 10.00, dan ucapan belasungkawa terus mengalir baik pribadi maupun atas nama organisasi, mengingat Cak Ipul dikenal sebagai salah satu Jurnalis senior NU. Banyak yang dibuatnya kaget dan sedih, tapi begitulah kematian akan hadir menyertai kehidupan kita yang masih hidup. Idza jaa ajaluhum fata yastakkhiruna sa'atan wala yastaqdimun.

 

Kabar kematian Cak Ipul sejatinya mengingatkan kita semua bahwa kematian tidak perlu ditakuti, tapi yang perlu ditakuti adalah pasca kematian kita miskin amal kebajikan. Cak Ipul adalah salah satu dari sekian jurnalis NU yang dedikasinya sulit diragukan, terlebih dalam mengawal tradisi jurnalistik di lingkungan para kader NU. Banyak kader NU yang sukses hari ini, dalam tradisi tulis menulis tidak lepas dari sentuhan dingin dan kontribusi Cak Ipul sepanjang hayatnya dalam mengajari jurnalistik dan literasi.

 

Begitu besar dedikasinya ini, bahkan tidak pernah hilang walau ia terbaring lama di Rumah Sakit RSAL Surabaya. Dalam salah satu kesempatan penulis berkunjung ke rumah sakit, Jum'at tanggal 17 Mei 2024 bersama Gus Ahmad Najib (Ketua LTN NU PWNU Jawa Timur) dan Gus Ifdhol Maghfur, Cak Ipul masih terbaring dan tetap bisa komunikasi dengan para tamu sambil menahan sedikit sakit pinggang.

 

Namun, kami berusaha menghiburnya agar ia tetap sabar dan kuat, teriring doa agar sembuh. Tidak disangka-sangka sebelum pulang dari rumah sakit terjadi dialog ringan antara Cak Ipul dengan Gus Najib:

 

Gus Najib : Cak Ipul, seng sabar dan kuat. Insyallah sembuh. Mangke lek waras, dikurangi aktivitas turba.

 

Cak Ipul: Inggih Gus. Pandungane dan maturnuwun. Kulo memandang kaderisasi jurnalistik harus terus dilakukan. Boten saget, sekedar pelatihan mawon. Perlu didampingi terus, sekaligus diberikan semangat walau akhirnya harus turba ke rumah para kader.

 

Melihat jawaban itu, Cak Ipul tipikan sosok sedikit bicara, tapi banyak bekerja apalagi berkaitan dengan penguatan jurnalistik di lingkungan NU dan Pesantren. Dalam kondisi berbaring di rumah sakit, ia masih berpikir serius tentang jurnalisme NU dan pesantren dalam bingkai melatih dan pentingnya merawat kader.

 

Jawaban Cak Ipul bukanlah omongan kosong tanpa makna, terbukti ia tidak lelah turba ke berbagai daerah di Jawa Timur; mulai memberikan pelatihan jurnalistik hingga sekedar menyapa beberapa kader binaannya di beberapa daerah se-Jatim dalam rangka memberikan semangat agar mereka tidak kendor mengabdi di NU melalui jalur tulis-menulis.

 

Tradisi menyapa kader binaannya, walau ditempuh dengan perjalanan berkilo-kilo di berbagai daerah se-Jawa Timur, merupakan bukti dari bagian jihad jurnalistik Cak Ipul hingga akhir hayatnya.

 

Kita layak belajar kepada Cak Ipul dalam menjaga regenerasi organisasi, khususnya di lingkungan NU, agar terus stabil dalam semangat pengabdian. Tulisan dan pikiran Cak Ipul telah banyak mewarnai media-media NU baik cetak maupun online, khususnya Majalah Aula dan NU Online Jatim.

 

Kader-kadernya tumbuh subur di berbagai tempat, meneruskan apa yang dilakukan Cak Ipul dalam tradisi tulis-menulis di lingkungan NU. Semoga semuanya menjadi bukti dedikasinya, sekaligus menjadi amal jariyaah baginya sehingga mengantarkannya menjadi Hamba yang selalu mendapat rahmatNya berkat mencintai NU.

 

*) Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya dan Wakil Ketua LTN PWNU Jawa Timur


Rehat Terbaru