Syaifullah
Penulis
Sesuai dengan prediksi sejumlah kalangan, bahwa penentuan awal Ramadhan 1443 H atau tahun 2022 terdapat perbedaan. Kalangan yang menggunakan metode hisab telah menyatakan bahwa awal Ramadhan jatuh pada Sabtu (02/04/2022). Namun dalam kenyataannya, golongan yang melakukan rukyat ternyata tidak berhasil melihat hilal. Dengan demikian awal Ramadhan tahun ini menurut mereka adalah Ahad (03/04/2022).
Terkait hal ini, ada baiknya membuka lembaran sejarah dan belajar dari kisah para pendahulu. Bahwa di lingkungan pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU), banyak sekali ahli ilmu falak (astronomi). Memang biasanya seorang kiai tidak hanya menguasai satu ilmu, tapi lebih, biasanya seorang generalis. Tidak sedikit ulama yang ahli ketabiban, falak, dan kanuragan, bahkan itu menjadi tradisi ulama pesantren.
KH Maksum Ali, Jombang, seorang ahli falak yang juga menulis kitab tentang falak. Sudah menjadi kelaziman bagi ahli falak untuk melakukan puasa dan lebaran sesuai hasil hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (observasi/melihat hilal)-nya sendiri.
Pada suatu hari sesuai dengan hasil perhitungannya, Kiai Maksum Ali memutuskan untuk ber-Idul Fitri sendiri yang ditandai dengan menabuh bedug bertalu-talu. Mendengar keriuhan itu, sang mertua, Hadratussyeikh KH M Hasyim Asy’ari kaget. Setelah tahu duduk perkaranya, ia menegur,
“Hei, bagaimana kau ini, belum saatnya lebaran kok bedug-an duluan?”
Mendapat teguran dari mertuanya itu Kiai Maksum segera menjawab dengan tawadlu (hormat).
“Ya, Kiai, saya melaksanakan Idul Fitri sesuai dengan hasil hisab yang saya yakini ketepatannya.”
“Soal keyakinan, ya keyakinan, itu boleh dilaksanakan. Tetapi jangan woro-woro (diumumkan dalam bentuk tabuh bedug) mengajak tetangga segala,” gugat Kiai Hasyim, pendiri NU tersebut.
“Tetapi bukankah pengetahuan ini harus diikhbarkan (diwartakan), Romo?” tanya Kiai Maksum.
“Soal keyakinan itu hanya bisa dipakai untuk diri sendiri, dan nabuh bedug itu artinya sudah mengajak, mengumumkan kepada masyarakat, itu bukan hakmu. Untuk mengumumkan kepastian Idul Fitri itu haknya pemerintah yang sah,” tutur Kiai Hasyim.
“Inggih (iya) Romo,” jawab Kiai Maksum setelah menyadari kekhilafannya.
Artikel diambil dari: Kiai Hasyim Tegur Keputusan Hisab Menantunya
Dengan demikian, mari bijak dalam melihat perbedaan dengan memastikan persatuan dan kebersamaan tetap dijaga.
Terpopuler
1
Seleksi Ansor Magang Jepang 2025 Dibuka, Simak Ketentuannya
2
Diresmikan Bupati, Gedung MWCNU di Bangkalan Diharap Jadi Penggerak Organisasi
3
PMII Rayon Ibnu Aqil Gelar PKD ke-31 di Singosari, Cetak Kader Intelektual Progresif dan Militan
4
Ratusan Santri Pagar Nusa Malang Meriahkan Kejurcab III
5
Pesantren Miftahul Huda Doho Madiun Ulang Tahun Ke-10, Kini Dirikan SMP
6
Tingkatkan Kompetensi Guru, LP Ma’arif NU Blitar Gelar Workshop Deep Learning
Terkini
Lihat Semua