• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Umrah Setiap Saat? Miqat dari Tan’im Saja

Umrah Setiap Saat? Miqat dari Tan’im Saja
Jamaah dapat melakukan umrah berkali-kali dengan mengambil miqat dari Tan'im. (Foto: NOJ/TMk)
Jamaah dapat melakukan umrah berkali-kali dengan mengambil miqat dari Tan'im. (Foto: NOJ/TMk)

Makkah, NU Online Jatim

“Saya nanti akan mengumrahkan kakak yang sudah meninggal,” demikian kalimat yang disampaikan salah seorang jamaah sebelum pelaksanaan umrah. Dirinya sudah memperkirakan minimal melaksanakan dua kali umrah. Yang pertama untuk dirinya, selanjutnya untuk sang kakak yang sudah lama wafat.


Selama berada di Kota Makkah, jamaah dapat melaksanakan umrah setiap saat dengan mengambil miqat di kawasan Tan’im ini. Karena jaraknya adalah paling dekat, dan sangat memungkinkan untuk dilakukan sesuka hati selama kesehatan memungkinkan.


Seperti diketahui, untuk mengawali ibadah umrah, maka para jamaah harus mengambil miqat dengan keluar terlebih dari Kota Suci Makkah. Masjid Tan’im atau juga dikenal sebagai Masjid Aisyah menjadi lokasi favorit bagi jamaah untuk bermiqat atau mengambil tempat untuk berganti pakaian ihram dan kemudian berniat melakukan umrah. Lokasi ini merupakan batas Tanah Haram terdekat.


Tan’im berjarak sekitar 7 kilometer di utara Masjidil Haram. Dengan demikian, hanya diperlukan waktu sekitar 15 menit dengan menggunakan mobil dari lokasi hotel menuju Tan’im. Dibandingkan dengan lokasi miqat yang lain seperti Ji’ranah dan Hudaibiyah, Tan’im adalah yang paling dekat.


Dalam hadits disebutkan ketika menjalankan haji wada yang dilakukan oleh Rasulullah saat itu, istri Nabi Muhammad, Aisyah dalam kondisi menstruasi. Ia diperbolehkan menjalani seluruh rangkaian ibadah, kecuali tawaf. Setelah bersih dari haid, Nabi Muhammad meminta Abdurrahman, saudara Aisyah menghantarkannya ke desa Tan’im guna mengambil miqat di daerah tersebut. Peristiwa yang berlangsung pada tahun 9 hijriyah ini menjadi dasar Tan’im sebagai tempat miqat. Inilah yang menjadi alasan mengapa masjid di situ disebut sebagai Masjid Aisyah.


Lokasi Tan’im merupakan perlintasan lalu lintas dari Makkah ke Madinah dengan jalur yang ramai. Kompleks Masjid Aisyah telah tertata dengan rapi sehingga memudahkan jamaah beraktivitas. Terdapat lokasi parkir yang luas, toilet untuk mandi dan berganti baju ihram, hingga masjid yang nyaman untuk shalat. Pepohonan di sekitar masjid juga menawarkan kesejukan di tengah kondisi Makkah yang gersang.

 

Terus Berbenah

Catatan Ahmad Mukafi Niam dari NU Online, bahwa Tan’im terus diperbaiki dari masa ke masa, dari pemerintahan ke pemerintahan. Renovasi terakhir dilakukan oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz yang menghabiskan dana 100 juta riyal. Luas keseluruhan sekitar 84 ribu meter persegi dengan luas bangunan 6.000 meter persegi. Masjid juga dibuka selama 24 jam, yang memungkinkan siapa pun untuk mengambil miqat sewaktu-waktu.


Sebagai tempat miqat, otomatis, lokasi ini menjadi tempat strategis bagi taksi untuk mencari penumpang yang menuju Masjidil Haram. “Khamsa riyal-khamsa riyal (5 riyal-lima riyal),” begitu biasanya para supir menawarkan jasanya.


Aturan menumpang taksi di Makkah berbeda dengan yang berlaku di Indonesia. Di sini, tarif dikenakan per penumpang. Dalam satu kali perjalanan menuju Masjidil Haram, sopir taksi dapat membawa 3 atau 4 penumpang, yang masing-masing tidak kenal, dan semuanya membayar sendiri. Di Makkah, naik taksi juga masih didasarkan pada sistem tawar-menawar, tidak berdasarkan argo.


Sejumlah pedagang asongan juga menggelar dagangan seperti sabun mandi, ikat pinggang, sandal, dan kebutuhan harian jamaah. Mereka mengambil tempat di dekat lahan parkir yang menjadi lalu-lalang jamaah dari dan menuju kendaraannya atau dekat toilet yang menjadi lokasi untuk berganti baju ihram.


Umumnya jamaah tidak berlama-lama di sini karena lokasinya hanya sebagai tempat mengambil miqat. Setelah selesai mandi, berganti baju ihram, dan shalat sunah, mereka langsung menuju Masjidil Haram untuk umrah.


Ruangan dalam masjid cukup luas dengan permadani tebal berwarna merah yang sangat halus sehingga nyaman untuk sujud. Hembusan penyejuk udara dengan suhu yang pas membuat jamaah dapat menjalankan shalat dengan khusyu. Dari luar, masjid tersebut terlihat dibangun dua tingkat, namun ketika masuk ke dalam, hanya ada satu lantai dengan langit-langit yang tinggi serta disinari dengan pencahayaan yang terang. Terdapat dua menara yang semakin menambah keindahan bangunan.


Di pelataran masjid yang struktur bangunannya masih menyatu, jamaah dapat menunggu rombongannya yang masih shalat. Lantai marmer berwarna putih yang selalu dibersihkan dan atap yang terbuat dari struktur bangunan yang kokoh menjadi tempat berlindung dari teriknya panas matahari. Pelataran tersebut berada dalam lokasi yang terbuka di mana udara dapat keluar dan masuk dari berbagai arah.


Dengan sejumlah kemudahan yang ada, sudah selayaknya jamaah umrah khususnya kala bulan Ramadhan dapat memaksimalkan waktu yang ada dengan umrah. Dan lokasi miqat yang demikian terjangkau adalah dari Tan’im ini. Namun demikian, tetap harus menjaga kesehatan dan keselamatan diri.


Rehat Terbaru