• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 25 Juni 2024

Tapal Kuda

Gus Amak Jelaskan Keistimewaan Umat Rasulullah di Hongkong

Gus Amak Jelaskan Keistimewaan Umat Rasulullah di Hongkong
Suasana mengaji PCINU Hongkong di Masjid Ammar Wan Chai. (Foto: NOJ/PCINU Hongkong)
Suasana mengaji PCINU Hongkong di Masjid Ammar Wan Chai. (Foto: NOJ/PCINU Hongkong)

Pasuruan, NU Online Jatim 

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pasuruan, Gus H M Nailurohman mengatakan, dalam syariat Islam banyak ajaran yang menunjukkan betapa Allah begitu memuliakan umat Nabi Muhammad SAW dibanding dengan umat-umat sebelumnya.


Hal itu diungkapkan saat mengisi acara Halaqah Sabtu Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Hongkong binaan H Abdul Muhaemin Karim di lantai 6 Masjid Ammar Wan Chai, Sabtu (15/06/2024).


"Umat-umat terdahulu jika ingin melakukan shalat harus di masjid, sedangkan kita umat Rasulullah SAW bisa shalat dimanapun kita berada," ujarnya.


Jika umat Nabi Muhammad SAW syariatnya tidak dirubah, maka ibu-ibu yang ada di Hongkong akan kesulitan mencari masjid jika di Indonesia ini tidak diterapkan karena banyak masjid dan mushala.


"Kenikmatan bisa dirasakan ketika di Hongkong karena sangat sulit mencari mushala atau masjid di daerah ini, maka tidak heran jika ada orang shalat di parkiran," terang Ketua Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Jawa Timur tersebut.


Dalam bersucipun umat Muhammad diberikan kemudahan di antaranya menyucikan kembali pakaian yang terkena najis, sedangkan umat terdahulu satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mensucikan kembali pakaian tersebut adalah dengan memotong bagian yang terkena najis. 


Ia melanjutkan, keistimewaan yang lainnya bila ada seorang perempuan sedang mengalami haid atau menstruasi maka ia akan ditinggal sendirian di rumah. Mereka tidak diperbolehkan berhubungan, tinggal dan makan bersamanya.


"Berbeda dari umat Nabi Muhammad yang diperbolehkan bergaul, makan bersama, tinggal serumah, dan juga tidur se kasur dengan istri yang sedang haid. Hanya saja mereka tidak diperbolehkan berhubungan intim dengannya," tandasnya.


Tapal Kuda Terbaru