• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Tapal Kuda

Gus Fahim Ploso Jelaskan Bahaya Santri Bila Berhenti Mengaji

Gus Fahim Ploso Jelaskan Bahaya Santri Bila Berhenti Mengaji
KH Fahim Royani atau Gus Fahim Ploso saat Haul ke-18 KH Sadjadi Fadlillah di Pesantren Darul Falah Denok Lumajang, Sabtu (01/07/2023). (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)
KH Fahim Royani atau Gus Fahim Ploso saat Haul ke-18 KH Sadjadi Fadlillah di Pesantren Darul Falah Denok Lumajang, Sabtu (01/07/2023). (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim

KH Fahim Royani atau Gus Fahim, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri menjelaskan betapa bahayanya santri yang belum selesai belajar di pesantren namun memilih berhenti atau boyong. Hal itu disampaikan saat acara Haul ke-18 KH Sadjadi Fadlillah di halaman Pondok Pesantren Darul Falah Denok Lumajang, Sabtu (01/07/2023).

 

Gus Fahim yang menjelaskan kitab Minhajut Thalibin karya Imam Al Ghazali ini menuturkan, bahaya itu ditimbulkan akibat godaan setan disamping keilmuan santri yang belum matang bahkan menganggap mondok tidaklah penting.

 

"Bahwa harus disadari, di luar sana banyak setan yang berkeliaran. Ini bahaya bagi santri yang belum selesai ngaji sudah keluar boyong atau berhenti. Bisa kita bayangkan setan bisa mengambil santri itu di mana dan kapan saja dengan cara bermacam-macam," ungkap Putra KH Fuad Mun'im Dzajuli ini.

 

Maka, lanjut Gus Fahim, di situlah peran wali santri agar anaknya tidak sampai berhenti mondok sebelum waktunya dalam situasi apapun. Santri yang sudah matang sekalipun harus mawas dan menjaga diri, karena juga berpotensi akan jatuh juga dalam bujuk rayu setan.

 

"Karena kalau temannya di luar jelek-jelek, potensi itu dimungkinkan. Maka sebaiknya ada di pondok, berteman dengan orang baik. Jika dia merasa aman dan tidak mungkin tergoda monggo silahkan (boyong), tetapi tetap bertahan di pondok itu yang terbaik," tegasnya.

 

Jika memang diharuskan keluar untuk berkunjung kepada teman, Gus Fahim menerangkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Karena memang berkunjung silaturahim banyak sekali manfaatnya tetapi ada batasan-batasan.

 

"Di antaranya jangan sering sering, seperti yang disebutkan di hadits riwayat Abu Hurairah, berziarahlah jarang-jarang, maka akan menambah rasa cinta, kemudian harus diukur dipilih yang bagus, tidak menambah-nambahi cerita," terangnya.

 

Di samping itu, hal terpenting lainnya bagi santri menurut Gus Fahim adalah jangan pernah terputus atau berhenti mengaji, meskipun secara fisik dirinya sudah bukan santri aktif di pesantren.

 

"Karena ngaji-ngaji kitab seperti ini banyak berkahnya untuk kehidupan kita, insyaallah rizki kita dimudahkan oleh Allah," pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru