• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Tapal Kuda

Kiai Hamid Wahid: Alumni Pesantren Harus Lakukan Transformasi Sosial

Kiai Hamid Wahid: Alumni Pesantren Harus Lakukan Transformasi Sosial
KH Abdul Hamid pada acara halaqah alumni Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. (Foto: NOJ/Ponirin Mika)
KH Abdul Hamid pada acara halaqah alumni Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. (Foto: NOJ/Ponirin Mika)

Probolinggo, NU Online Jatim

KH Abdul Hamid Wahid selaku Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo menegaskan bahwa peran alumni harus melakukan transformasi di masyarakat. Pernyataan ini disampaikan saat memberikan sambutan pada acara halaqah alumni di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid, Sabtu (10/02/24).


“Santri adalah status di mana ketika mondok melakukan proses tafaqquh fiddin (mendalami ilmu, red.) yang tidak hanya dibatasi ketika berada di pesantren. Namun setelah lulus harus melakukan transformasi sosial dengan al-inzar, yaitu berbuat sesuatu yang yang berdampak pada transformasi sosial di segala bidang,” katanya.


Kiai Hamid juga menyinggung pentingnya silaturahim antara alumni dan pesantren karena merupakan modal dasar untuk membangun jejaring dakwah dan pelayanan masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan Islam.


“Keduanya sama-sama bisa berkembang atas dasar kesamaan almamater untuk memberikan peran dalam transformasi sosial di masyarakat,” jelas Rektor Universitas Nurul Jadid (Unuja) ini.


Lebih lanjut dikemukakan bahwa tujuan digelarnya halaqah alumni bukan sekadar dalam rangka membanggakan dan menjadikan Nurul Jadid sebagai alasan untuk berta’ashub atau fanatik. Yang justru lebih penting adalah menjalankan dua fungsi pesantren, yaitu tafaqquh yakni pendidikan dan pengkaderan, serta inzar atau pelayanan masyarakat dan dakwah.


“Beberapa kali KH Zaini Mun’im selaku pendiri sangat mewanti-wanti dan mengingatkan agar para warga Nurul Jadid, khususnya alumni dan simpatisan ketika berada di masyarakat tidak terjebak menjadikan Nurul Jadid sebagai alasan untuk berbangga-bangga dan fanatik,” ujarnya.


Oleh sebab itu, dirinya berharap fokus pembahasan dalam forum halaqah alumni untuk memikirkan bagaimana pelayanan kemasyarakatan dan dakwah bisa dilakukan dengan sistemik dan sistematis. Utamanya melalui sektor ekonomi, setelah sektor agama dan pendidikan.


“Sinergitas menjadi kata kunci penting untuk saat ini,” tegasnya.

 

Penulis: Ponirin Mika


Editor:

Tapal Kuda Terbaru