Pasuruan, NU Online Jatim
Momentum lebaran ketujuh atau lebaran ketupat di sejumlah daerah dirayakan dengan beragam kegiatan. Tak jarang, kegiatan tersebut merupakan produk budaya dan menjadi tradisi tahunan warga setempat.
Sejumlah tradisi yang terus dilestarikan tersebut tidak hanya bersifat religius, tetapi mengandung aspek budaya. Kearifan lokal ini diwariskan secara turun temurun sebagai ciri khas masing-masing daerah, salah satunya di Pasuruan.
Wakil Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Budayawan dan Seniman Muslim Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Kabupaten Pasuruan, Gus Haidar Hafidz mengatakan, tradisi lebaran ketujuh di Pasuruan dimeriahkan dengan sejumlah agenda warga. Di antaranya, warga berbondong-bondong ke tengah laut menaiki perahu bersama keluarga, pergi ke kolam pemandian, ataupun Ski Lot.
"Nenek moyang kita dahulu ketika lebaran ketujuh biasanya pergi ke pemandian suci dan berbondong bondong ke tengah laut," ujarnya kepada NU Online Jatim, Senin (15/04/2024).
Dirinya menjelaskan, seiring berkembangnya zaman budaya tersebut seakan menjadi kunjungan wisata, sehingga banyak yang tidak menyadari bahwa ini adalah budaya. "Saat masih kecil saya pernah diajak, baik ke pemandian ataupun ke tangah laut," ucapnya.
Menurutnya, masyarakat Pasuruan ketika hari raya Idul Fitri ketujuh sangat suka makan-makan di tengah laut di atas perahu. "Tak ayal ketika memasuki lebaran ketujuh pemandian dan laut di Pasuruan ramai dikunjungi oleh warga," ungkapnya.
Di samping itu, budaya masyarakat Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan saat lebaran ketujuh adalah Ski Lot. Tradisi turun temurun ini merupakan permainan ski di atas lumpur dengan menggunakan papan kayu.
"Cara memainkannya dengan berpegangan pada papan seluncur itu. Salah satu kaki pemain ski dalam posisi menumpu pada papan seluncur. Sedangkan kaki yang satunya menjejakkan kaki pada lumpur sebagai tenaga penggerak yang berpadu dengan kekuatan tangan untuk meluncurkan papan ski," tandasnya.
