• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Tapal Kuda

Penjelasan Soal Imam Adil yang Mendapat Naungan Allah di Hari Kiamat

Penjelasan Soal Imam Adil yang Mendapat Naungan Allah di Hari Kiamat
Habib Novel bin Abdullah Al-Muhdlor saat ceramah di Lumajang. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)
Habib Novel bin Abdullah Al-Muhdlor saat ceramah di Lumajang. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim
Pendakwah Habib Novel bin Abdullah Al-Muhdlor Jember menjelaskan, salah satu tujuh golongan manusia yang nanti akan mendapat satu-satunya naungan 'arasy Allah di hari kiamat adalah imam atau pemimpin yang adil. Hal itu disampaikan Habib Novel saat mengisi ceramah di Masjid Al-Barokah Desa Karanglo Kecamatan Kunir Lumajang, Senin (29/08/2022).


Habib yang dikenal dengan ceramahnya yang lucu ini mengatakan, pemimpin yang dimaksud dalam hadits yang diriwayatkan oleh banyak imam hadits ini mengandung arti yang luas. Tidak hanya terbatas pada pemimpin sebuah pemerintahan saja, tapi juga dalam aspek kehidupan lainnya.


"Imam adil di sini juga termasuk pemimpin di rumah tangga, yaitu suami dan semuanya juga pemimpin bagi dirinya sendiri. Seorang suami adil kepada istri tidak harus punya istri lebih dari satu, punya istri satu dia tidak menempatkan istrinya ditempat semestinya, maka dikatakan tidak adil," tutur Habib asal Kecamatan Sumberbaru Jember tersebut disambut tawa hadirin.


Habib Novel melanjutkan, keadilan ini haruslah ditekankan dalam setiap diri seseorang, terutama bagi seorang ayah yang memimpin istri dan anak-anaknya. Karena efek sikap tidak adil ini menurutnya dapat menyebabkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.


"Contoh sikap tidak adil pemimpin rumah tangga di antaranya membeda-bedakan anak, kepada anak yang disayangi lebih perhatian. Akhirnya menimbulkan ketidakpuasan dan kecemburuan dalam diri anak-anak lainnya. Maka banyak sesama saudara tidak akur gara-gara sikap seperti ini," imbuhnya.


Maka, kata Habib Novel, hadits mengenai imam adil ini jangan sampai dipakai mengadili orang lain, melainkan hendaknya dijadikan untuk mengoreksi dan mengingatkan diri sendiri. Hal ini agar bisa menjadi pemimpin rumah tangga yang adil untuk semua yang dipimpinnya.


"Jangan jauh-jauh jauh bahas adil, Anda menyuruh anaknya ngaji, shalat, tapi anda sendiri tidak melakukan itu. Pemimpin itu dinilai dari apa yang dikatakan sesuai dengan yang dikerjakan. Imam yang adil keistimewaannya nanti di bawah naungan Allah diberi minum, tidak kena matahari, dan kumpul bersama Rasulullah," tandasnya.


Tapal Kuda Terbaru