• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Tapal Kuda

Pesantren Nurul Jadid Paiton Fokus Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pesantren Nurul Jadid Paiton Fokus Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, KH Moh Zuhri Zaini saat halaqah alumni. (Foto: NOJ/Ponirin Mika)
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, KH Moh Zuhri Zaini saat halaqah alumni. (Foto: NOJ/Ponirin Mika)

Probolinggo, NU Online Jatim

Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo menggelar halaqah alumni di ruang auditorium, Sabtu (10/02/24). Halaqah ini adalah rangkaian dari kegiatan pra haul dan hari lahir ke 75 pesantren setempat.


Ketua Panitia Didik Agung P Wicaksono mengatakan bahwa ada tiga tema yang dibicarakan pada halaqah kali ini. Yaitu pengembangan ekonomi pesantren melalui Badan Usaha Milik Pesantren (BUMPes), pemberdayaan Laziskaf dan pendidikan layanan guru tugas. Titik penekanan halaqah kali ini fokus pada pengembangan dan pemberdayaan ekonomi.


“Dalam pengembangan ekonomi pesantren Nurul Jadid telah bermitra dan berjejaring melalui BUMpes dan juga mengolaborasikan hasil produk pesantren melalui jejaring agar dapat mengembangkan ekonomi pesantren lebih baik,” katanya.


Hal serupa disampaikan Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid. Bahwa fungsi pesantren tafaqquh yakni pendidikan dan pengkaderan, juga memberi peringatan atau inzar yang bisa dimulai pada proses sejak di pesantren yakni dimensi pelayanan masyarakat dan dakwah.


“Kita memikirkan bagaimana dua peran lain yakni pelayanan kemasyarakatan dan dakwah bisa dilakukan secara sistemik dan sistematis. Kita yakin bahwa watak dan karakter santri pada dasarnya itu seperti  apa yang pernah didawuhkan pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, KH Zaini Mun’im yakni kalau warga Nurul Jadid tidak berjuang di masyarakat, maka telah berbuat maksiat,” terangnya.


Kiai Hamid menambahkan, paling tidak santri berbuat sesuai dengan kondratnya sebagai manusia yakni dalam ultimate goal berbuat sesuatu dengan melakukan peran transformatif di masyarakat.


“Maka ketika hanya berbuat untuk dirinya, dia telah melanggar fitrah dasarnya, karena itu dia telah berbuat maksiat,” tegasnya.


Sedangkan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Moh Zuhri Zaini menyampaikan bahwa santri harus melaksanakan visi dan misi pesantren dengan berdakwah. Dalam artian mengajak kepada kebaikan kemudian memberi pelayanan kepada masyarakat.


“Berdakwah harus dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat. Para muballig terdahulu di dalam menyebarkan Islam dengan cara berdagang, karena itu lebih efektif untuk menyapa masyarakat,” tegasnya.


Namun Kiai Zuhri menekankan bahwa perlu ada pembedaan antara kerja sosial dan kerja bisnis.


“Kerja bisnis harus ada perhitungan sedangkan kerja sosial meskipun tidak ada perhitungan itu tidak ada masalah,” pungkasnya.

 

Penulis: Ponirin Mika


Editor:

Tapal Kuda Terbaru