• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Tapal Kuda

RMINU Lumajang Berikan Tips Antisipasi Tindak Kekerasan di Pesantren

RMINU Lumajang Berikan Tips Antisipasi Tindak Kekerasan di Pesantren
Ketua PC RMINU Lumajang. (Foto: NOJ/Sufyan)
Ketua PC RMINU Lumajang. (Foto: NOJ/Sufyan)

Lumajang, NU Online Jatim

Kasus kekerasan di pesantren menjadi isu paling hangat akhir-akhir ini. Isu tersebut mencuat setelah terjadi kasus penganiayaan santri senior terhadap juniornya hingga menyebabkan kematian di Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo.

 

Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Lumajang, KH Dzunnajah memberikan beberapa tips agar kasus serupa tidak terjadi kembali. Di antaranya perlunya kontrol penuh yang dilakukan para pengurus pesantren terhadap para santri secara kontinyu.

 

"Pengurus maksimal membawai 10 santri dalam kegiatan sehari-hari, karena kalau terlalu banyak yang diawasi sementara pengurusnya hanya sedikit ini yang akan menjadikan keterbatasan dan kelalaian dalam menjalankan tugas kontrolnya," jelas tokoh yang biasa disapa Gus Dzun kepada NU Online Jatim, Jum'at (09/09/2022).

 

Selanjutnya menurut Gus Dzun, penanaman akhlaqul karimah juga perlu terus dicontohkan oleh pengurus dan guru-guru pesantren. Hal ini dimaksudkan agar pengaruh dunia luar terutama bagi santri baru tidak terbawa ke dalam lingkungan pesantren seperti tindak kekerasan.

 

"Sehingga budaya hidup ala Rasulullah, yang tua harus menyayangi yang muda dan yang muda harus menghormati yang lebih tua bisa tertanam betul. Dengan demikian Insyaallah kehidupan dalam pesantren atau dimana pun berada akan selalu aman," lanjut Gus Dzun.

 

Gus Dzun menuturkan, pesantren yang dikenal sebagai lembaga keagamaan yang mengedepankan akhlaqul karimah di setiap aktivitasnya bukan tidak mungkin jika disana terjadi tindakan kekerasan. Hal itu, kata Gus Dzun, pengaruh kemajuan teknologi menjadi faktor terbesarnya.

 

"Tontonan film yang berisi kekerasan juga bisa menjadikan anak hatinya menjadi keras, sehingga ketika ada permasalahan antar teman ia langsung bertindak sendiri tanpa berpikir akibatnya. Saya berharap dengan adanya kejadian ini jangan malah anti atau menjauhi pesantren, menurut saya pesantren masih menjadi tempat yang tepat untuk pendidikan anak," tandasnya.


Tapal Kuda Terbaru