NU Sumenep Tak Bosan Pahamkan Masyarakat tentang Agama dan Pancasila
Rabu, 14 Juli 2021 | 14:00 WIB

PKPNU di Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, Selasa (13/07/2021). (Foto: NOJ/F)
Sumenep, NU Online Jatim
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan beragam perbedaan. Mulai suku, budaya, kesenian, bahasa, dan lainnya. Perbedaan tersebut sudah ada sejak zaman nenek moyang hingga saat ini.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Penegasan ini disampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Sumenep Kiai Imam Sutaji saat mengisi materi keaswajaan pada santri di Auditorium Ar-Rachmah Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, Selasa (13/07/2021).
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Perbedaan tak harus dipertentangkan, apalagi diruncingkan. Sebab nenek moyang kita dan para muassis NU menjaga perdamaian," kata Kiai Sutaji.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Kiai Sutaji tersebut menegaskan, Pancasila bukan agama, agama tidak bisa di-Pancasilakan, tetapi Pancasila tidak bertentangan dengan agama.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Di Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Diksi Ketuhanan menandakan bahwa bangsa Indonesia memiliki agama yang berbeda-beda. Sedangkan diksi Esa adalah satu," terangnya pada santri.
Selanjutnya, ia mengimbau untuk tidak terkecoh dengan pertanyaan terjebak. Sebab, saat ini ada pertanyaan yang berbunyi 'Mau Pilih Pancasila atau Al-Qur'an?’.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Pria yang saat ini mengandi di Pondok Pesantren Al-Ihsan Jaddung itu menyatakan dengan lantang bahwa NU memiliki tanggung jawab diniyah (keagamaan), wathaniyah (kenegaraan dan kebangsaan), dan ijtimaiyah (sosial kemasyarakatan).
"Ketiga-tiganya dilakukan sejak dulu hingga sekarang," ujar Kiai Sutaji.
Sementara itu, Kiai Zamzami Sabiq Hamid mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang sudi memberikan pengetahuan tentang materi Keaswajaan dan wawasan kebangsaan.
"Kami sengaja mendatangkan Instruktur Wilayah Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) ke pondok kami, sebab pesantren kami berlatar Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. Semoga materi yang pemantik berikan, bisa menjadi referensi bagi santri baru kami," tandasnya.
Acara ditutup dengan pemberian souvenir dan cinderamata kepada Kiai Imam Sutaji yang diberikan oleh Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Nasyrul Ulum, yakni Kiai Zamzami Sabiq Hamid.
Editor: Nur Faishal
ADVERTISEMENT BY ANYMIND