
Anggota Komisi Infokom MUI Jatim Wachid Mukaidori menyampaikam materi di acara diskusi MUI Jatim. (Foto: NOJ/MMR)
Malang, NU Online Jatim
Anggota Komisi Infokum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur Wachid Mukaidori berpendapat bahwa media mainstream dan pegiat media sosial harus berkolaborasi untuk melawan informasi palsu atau hoaks yang marak di era digital seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Hal itu disampaikan Wachid saat berbicara dalam diskusi Awas Infodemik Pandemi: Sinergi Gerakan Media Digital Melawan Hoaks dan Misinformasi Covid-19 yang diadakan MUI Jatim baru-baru ini. Kepala Biro Kompas TV Jatim itu mewakili dari media televisi. Wachid menyampaikan materinya yang bertemakan Media Morfosis TV Berita di Era Digital.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Kolaborasi (pegiat) medsos dan media mainstream perlu dilakukan dalam rangka kerja sama dan kompetesi. Karena saat ini beda tipis antara yang paham sama gagal paham. Oleh karena itu, media harus bijak dalam menanggapi hal tersebut agar masyarakat tidak salah arah,” kata Wachid dikutip NU Online Jatim, Ahad (25/07/2021).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Sebelumnya, narasumber lain di acara yang sama, Eddy Prastyo menyinggung tren jurnalisme warga yang menggeliat di era digital saat ini. Menurutnya, diharuskan adanya verifikasi ekstra untuk mengetahui secara pasti kebenaran informasi yang disebarkan oleh masyarakat. Mesti dilakukan double check, triple check, cover both sides, dan cover all sides.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Informasi apa pun yang disampaikan oleh warga, setelah diterima, tetap perlu melalui proses validasi kebernaran yang sesuai dengan kaidah jurnalistik,” kata Pemimpin Redaksi Suara Surabaya yang juga anggota Komisi Infokom MUI Jatim itu.
Eddy mengakui bahwa pandemi Covid-19 menyulitkan wartawan dalam melakukan verifikasi informasi yang beredar di tengah warga. Hal itu dikarenakan tingginya resiko terpapar virus Covid-19 saat jurnalis turun ke lapangan.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Editor: Nur Faishal
ADVERTISEMENT BY ANYMIND