Seminar Internasional UIN Satu Tulungagung Bincang Pemikiran Wasathiyyah Islam
Kamis, 7 Maret 2024 | 08:00 WIB

Penyampaian oleh Koorprodi AFI UIN Satu Tulungagung, Budi Harianto dalam seminar Internasional. (Foto: NOJ/YNH)
Tulungagung, NU Online Jatim
Program Studi Akidah dan Filsafat Islam (AFI) Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN Satu) Tulungagung bersama Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta menggelar Seminar Internasional.
Kegiatan bertajuk ‘Membincang Pemikiran Wasathiyyah Islam dalam ASEAN Studi’ dipusatkan di Aula Teater lantai 3 Gedung Syaifuddin Zuhri UIN Satu Tulungagung, Rabu (06/03/2024).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Koordinator Program Studi (Koorprodi) AFI UIN Satu Tulungagung, Budi Harianto mengatakan, moderasi beragama berarti cara beragama dengan jalan tengah. Dengan moderasi beragama, seseorang tidak ekstrem dan tidak berlebih-lebihan saat menjalani ajarannya.
“Yang di moderasi sebenarnya bukan agamanya, agamanya semua moderat, tapi yang di moderasi adalah pandangannya dan cara keberagamaannya atau pola pikirnya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Menurutnya, Islam adalah agama yang moderat. Munculnya tipologi-tipologi itu karena yang mentipologikan itu orang lain. Dengan kegiatan pengamal Islam yang cenderung keras akhirnya muncul tipologi Islam yang keras. Ada pengamal agama Islam terlalu bebas atau liberal akhirnya muncul tipologi Islam liberal.
“Pada hakikatnya Islam adalah agama yang moderat,” terangnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Ia menyebut, prinsip moderasi Islam yakni tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), ta’adul (berdiri di atas kebenaran), dan tasamuh (toleransi). Ciri organisasi keagamaan moderat dalam konteks keindonesiaan adalah organisasi keagamaan yang menerima 4 pilar NKRI yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945.
Lebih lanjut, Islam moderat termasuk Islam wasathan, di Mesir terkenal dengan wasathiyah, selanjutnya firqah najiyah yakni firqah yang benar, kemudian sawud adham yakni golongan yang besar.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Di Indonesia golongan yang besar salah satunya NU,” ungkapnya.
Wakil Ketua MWCNU Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk ini menjelaskan, tantangan Islam moderat tentu gerakan rasional salafi wahabi termasuk kelompok yang membahayakan NKRI. Contohnya korupsi, kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, Iptek dan IT.
Adapun yang harus dilakukan yakni tafaqquh fiddin seperti mengembangkan gerakan keagamaan, mengembangkan gerakan intelektual melalui pendidikan, mengembangkan gerakan sosial kemasyarakatan, politik kebangsaan dan pemberdayaan ekonomi.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Pemberdayaan ekonomi seperti adanya koin NU,” tandasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND