• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Matraman

Mengenal Kiprah Majelis Pembina TPQ An-Nahdliyah yang Gelar Rakernas

Mengenal Kiprah Majelis Pembina TPQ An-Nahdliyah yang Gelar Rakernas
Suasana Rakernas Mabin TPQ An-Nahdliyyah di kantor PCNU Tulungagung. (Foto :NOJ/Madchan Jazuli)
Suasana Rakernas Mabin TPQ An-Nahdliyyah di kantor PCNU Tulungagung. (Foto :NOJ/Madchan Jazuli)

Tulungagung, NU Online Jatim

Majelis Pembina (Mabin) Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) An-Nahdliyah memiliki rekam jejak yang demikian mengangumkan. Dan pimpinan pusat menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tulungagung. Rakernas Mabin TPQ An-Nahdliyyah di bawah naungan Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Nahdlatul Ulama berlangsung sejak Sabtu hinga Ahad (10-11/12/2022).


H Khozin selaku panitia rakernas menjelaskan bahwa sudah merencanakan kegiatan sejak lama. Yakni membuat program rakernas pada tahun 2022. Memilih bahasa Rakernas karena TPQ An-nahdliyah merupakan suatu karya ilmiah dari para putra putra terbaik Tulungagung.


"Termasuk yang masih hidup KH Hamim dan KH Abdul Hakim Mustofa. Di zamannya tahun 90-an bisa menelurkan suatu karya ilmiah yaitu Taman Pendidikan Alquran An-Nahdliyah," katanya, Sabtu (10/12/2022).


Menurutnya, dengan kegigihan penggagas, 'Taman Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Quran' ini disiarkan ke seluruh cabang lembaga pendidikan Ma'arif Jawa Timur. Karena jaringan Jawa Timur dan di pondok pondok pesantren seluruh Nusantara, pada saat ini yang tercatat menjadi pengembang Taman Pendidikan Alquran Anak ada 3.038 Mabin se-Indonesia. 


"Ketika para kader NU di Irian Jaya (sekarang Papua, red) maka membawa TPQ An-Nahdliyah. Karena merasa ini merupakan jati diri kader NU yang khususnya di Tulungagung. Tidak lain untuk mengembangkan hasil karya para leluhurnya," paparnya.


Khozin menjelaskan pengembangan An-nahdliyah oleh founding father jauh visioner ke depan. Terbukti, pada saat itu sudah didaftarkan sebagai hak cipta di Kementerian Hukum dan HAM menjadi total 6 jilid. Ada salah satu jilid, yakni jilid 2 yang belum didaftarkan akan diusahakan di periode sekarang.


Termasuk, inovasi alat penjelasan kepada santri ada peraga, untuk memudahkan dalam membaca. Sementara yang menerbitkan peraga dan Al-Qur’an adalah Mabin An-Nahdliyah Tuban di Pondok Langitan. Dan adanya Rakornas ini bertujuan supaya TPQ dalam pengajarannya sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh para perintis dahulu.


"Maka kami berusaha bagaimana para guru ini masih selaras dengan yang dirintis," ujarnya.


Selama satu tahun terakhir, Khozin mengaku sudah mendidik sejumlah 1.500 santri. Lalu, mengadakan kerja sama dengan pengajaran Al-Quran dengan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Buah dari kerja sama tersebut setiap tahun hampir 2000 mahasiswa yang belum bisa membaca Al-Quran dididik oleh ustadz Mabin TPQ An-Nahdliyyah.


Tidak berhenti di situ, pihaknya sekarang ini sedang menginisiasi pembuatan sejarah pembuatan metode cepat tanggap Al-Qur'an. Supaya generasi penerus tidak kehilangan sejarah dan bukti otentik.


"Saat ini mengadakan inovasi membuat sejarah An-Nahdliyah itu penting. Kami tidak menghilangkan karya-karya pendahulu kami supaya ini diketahui oleh semua generasi yang akan datang," terangnya.


Disinggung soal sanad, Khozin menjelaska salah satu pendiri diinisiasi metode tanggap Al-Qur’an ini adalah almaghfurlah KH Munawir Kholil. Nasab nenek merupakan santri dari Tegalsari Ponorogo. KH Munawir terakhir mondok di Pondok Pesantren Mangunsari Tulungagung ke KH Mujib. Pengasuh merupakan ayah dari KH Mujab yang mertuanya adalah KH Ahmad Siddiq pernah menjadi Rais PBNU pada masanya. 


Editor:

Matraman Terbaru