• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Jujugan

Sate Kampret, Sajian Istimewa saat Berkunjung ke Jombang

Sate Kampret, Sajian Istimewa saat Berkunjung ke Jombang
Seporsi sate kampret di kawasan Pasar Legi Jombang. (Foto: NOJ/JNk)
Seporsi sate kampret di kawasan Pasar Legi Jombang. (Foto: NOJ/JNk)

Jombang, NU Online Jatim

Warga Jombang sudah demikian akrab dengan sate kampret. Salah satu makanan yang menjadi andalan Kota Santri ini. Dan lokasi warung dengan menu istimewa dan demikian diburu tersebut ada di Jalan Seroja kawasan Pasar Legi, Jombang.


Namun jangan dulu berprasangka buruk dengan sate kampret ini. Memang, kampret adalah sebutan bagi kelelawar kecil pemakan serangga. Jadi jangan salah, kata kampret yang disematkan pada menu warung berupa sate itu bukan kampret si kelelawar kecil. Sate Kampret itu sate khas bikinan mendiang Pak Kampret, alias Jumain Kampret yang mendirikan warung tersebut pada tahun 1995. Barangkali, yang ada kesesuaian dengan sebutan kampret lantaran warung baru melayani pembeli ketika malam datang, mulai buka sekitar pukul 21.00 WIB.

 

“Mulai buka 1995, oleh kedua orang tua saya. Bapak Jumain Kampret namanya. Makanya dinamakan warung makan Pak Kampret, satenya dijuluki sate kampret,” kata Sri Wahyuni (46), anak Pak Jumain Kampret yang kini meneruskan bisnis rintisan ayahnya itu.


Wahyuni mulai ikut terlibat berjualan saat ayahnya mulai sakit-sakitan pada tahun 2000-an. Saat itu ia hanya membantu sang ibu. Selanjutnya, sebagai pewaris tunggal, dirinya kini menjalankan bisnis keluarga itu bersama sang suami, Kuncoro. Ia juga dibantu anak tunggalnya Elma dan enam karyawan.


Cerita Wahyuni, menu andalannya adalah sate daging sapi dengan rasa pedasnya. Rasa pedas yang acap kali membuat pelanggan berkeringat itu khas dan belakangan menjadi nilai lebih dari warung yang dia kelola.


“Terkenalnya ya sate daging sapi dengan pedasnya. Selain itu ada juga ramuan rahasianya. Turun temurun,” ungkap Wahyuni.


Yang unik, lokasi warung berada di tengah pasar dan tidak terlihat dari jalan besar. Dengan demikian, pelanggan baru harus rela bertanya kepada sejumlah kalangan di sekitar Pasar Legi yang terletak di tengah kota tersebut. Nama warung itu sangat moncer, sehingga dijamin tidak akan salah alamat saat akan menuju lokasi.

 

Di masa awal berdiri, sate kampret hanya buka mulai pukul 23.00 WIB hingga pagi hari. Namun sejak dikelola Wahyuni, jam bukanya dimajukan sekitar pukul 21.00 WIB hingga pukul 02.20 WIB. Hal ini untuk melayani pelanggan, terutama mereka yang penasaran dengan sajian ini, maupun mereka yang sudah kerap datang.


Untuk harga satu porsi sate kampret dibanderol mulai dari Rp21 ribu dengan nasi dan 3 tusuk sate hingga paling tinggi Rp50 ribu dengan nasi dan sate kampret sebanyak 10 tusuk.

 

Dijelaskan Wahyuni, dalam sehari dirinya mempersiapkan 2.000 tusuk sate yang diiris dari 38 kilogram daging dan lemak sapi. Di hari biasa, ribuan tusuk ini ludes sebelum pukul 02.00 WIB. Bahkan kalau di akhir pekan bisa lebih cepat.

 

“Pembeli datang dari Surabaya, Kediri, Pare, Tulungagung, Madiun, Blitar, Lamongan, dan daerah lainnya," jelasnya.

 

Sate kampret memang mempunyai ciri khas sendiri. Yakni sate dari daging sapi, namun bumbunya tidak menggunakan kacang tanah melainkan bumbu yang mirip bumbu ayam bakar. Selain itu penyajiannya bisa dipadukan pecel maupun sayur lodeh serta daging sapi.


Bagi kalangan yang belum merasakan sensasi sate kampret ini, disarankan untuk merapat ke lokasi saat malam hari. Apalagi saat akhir pekan, disarankan untuk datang lebih awal. Karena akan sangat disayangkan kalau sudah berusaha datang saat malam hari, tapi ternyata saat tiba di lokasi menu yang diburu sudah ludes. Sakitnya tuh, di sini..... 


Jujugan Terbaru