Aktivis Perempuan NU di Tulungagung Ini Produktif Berkarya
Senin, 8 Maret 2021 | 21:30 WIB
Puspita Hanum
Kontributor
Tulungagung, NU Online Jatim
Pada hari ini (08/03/2021) seluruh dunia merayakan Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day. Suliana, aktivis perempuan Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Tulungagung ini menyampaikan bahwa peringatan Hari Perempuan Internasional merupakan momentum menginspirasi diri untuk perempuan mengambil peran dalam berbagai bidang yang bermanfaat untuk masyarakat.
"Perempuan merupakan tiang peradaban. Baik itu peradaban keluarga, sosial, ekonomi, pendidikan," kata Suliana, pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung.
Suliana merupakan salah satu aktivis perempuan NU di Kabupaten Tulungagung yang berhasil membuktikan bahwa perempuan bisa melakukan berbagai hal. Mulai dari menjadi pimpinan organisasi, lembaga pemerintah dan bahkan menjadi seorang pengusaha meskipun sudah memiliki keluarga.
Disaat yang bersamaan, ia juga aktif menjadi pegiat pendidikan untuk anak putus sekolah. Menurutnya, perempuan bisa melakukan banyak hal. "Perempuan yang memiliki peradaban akan melakukan semua hal dengan baik. Karena perempuan itu sesungguhnya multi talenta," jelas Suliana.
Maka dari itu, lanjut Suliana, dengan talenta-talenta yang dimiliki, perempuan bisa menciptakan karya yang bermanfaat untuk dirinya, keluarga dan masyarakat.
Meski demikian, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Tulungagung tahun 2016-2018 tersebut mengaku bahwa untuk perempuan yang sudah berkeluarga tidak mudah untuk menciptakan karya.
"Perempuan yang sudah memiliki suami dan anak, tentu harus membagi waktu dengan baik dan benar. Ia harus membagi waktunya dengan izin dan ridlo suami," jelas wanita yang memiliki usaha catering tersebut.
Kepada NU Online Jatim, Suliana menceritakan bahwa sebelum menjalankan aktivitas, ia selalu menjelaskan tujuannya kepada suami. Seperti saat menjadi Penyuluh Agama Islam di Kecamatan Pucanglaban. Ia sampaikan kepada suami bahwa tujuan dari penyuluh untuk memberikan pengetahuan agama untuk masyarakat, khususnya anggota majelis taklim. Saat ini, Suliana telah memiliki delapan majelis taklim binaan di wilayah Kecamatan Pucanglaban.
Begitu juga ketika ia harus memimpin Sekolah Menengah Akhir (SMA) Terbuka di Kecamatan Pucanglaban. Perempuan yang masih memiliki satu orang anak ini juga mengaku telah mendapat izin dari suami.
Sehingga suami pun ikut serta mendukung setiap kegiatan yang diikutinya. Baginya, semua yang dilakukan oleh perempuan bukanlah bagian dari bekerja tapi merupakan sebuah karya.
"Semua yang dikerjakan perempuan merupakan sebuah karya. Sedangkan karya perempuan adalah bukti kualitas diri mereka," ungkapnya.
Suliana merupakan salah satu bukti bahwa perempuan NU yang memiliki keluarga tetap bisa berkarya dan mengabdi kepada bangsa. Apalagi, perempuan-perempuan yang masih muda dan belum bertemu jodohnya, kata perempuan yang didapuk sebagai pembina IPPNU di Kabupaten Tulungagung ini sambil tersenyum.
Editor: Romza
Terpopuler
1
Innalillahi, Pengasuh Pesantren Denanyar KH Ahmad Wazir Ali Wafat
2
Peringati 10 Muharram, Unisma Santuni 1.500 Anak Yatim dan Dhuafa
3
Pesantren Denanyar Jombang Juga Keluarkan Fatwa Haram Sound Horeg
4
Festival Yatim 2025, LAZISNU Sidoarjo Distribusikan Ratusan Juta untuk 1000 Anak
5
Pesantren Mahika Sidoarjo Gelar Sarasehan Sambut Kedatangan Santri Baru
6
Susunan Lengkap Pengurus Idarah Aliyah JATMAN Masa Khidmat 2025–2030
Terkini
Lihat Semua