Blitar, NU Online Jatim
Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar menggelar Sekolah Islam Gender (SIG), Rabu (03/7/2022). Kegiatan tersebut dipusatkan di Pondok Pesantren Tarbiyatus Sholihin, Desa Kuningan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Kegiatan bertajuk 'Komitmen Kesetaraan Gender dalam Ruang Lingkup Intra Kampus' ini dilaksanakan sebagai upaya mengoptimalkan kualitas kader dalam pemahaman realitas sosial di lingkup masyarakat.
Koordinator Bidang Kajian Ideologi PK PMII UNU Blitar, Nurul Aini Nopriawan menuturkan, kegiatan ini merupakan program wajib tahunan. Selain itu, sebagai bentuk realisasi pemahaman gender dan kesetaraan gender bagi perempuan maupun laki-laki agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Karena kita ketahui bersama, maraknya kasus pelecehan seksual pada perempuan kerap terjadi karena kurangnya kesadaran, sehingga kegiatan ini sangat diperlukan, utamanya bagi peran perempuan," katanya.
Menurutnya, peran Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) dalam menyikapi problematika tersebut sejauh ini sangat baik. Yakni, dengan melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman terhadap masyarakat melalui sosialisasi perihal gender.
“Hal tersebut dilakukan agar orang tua, dan anak-anak khususnya, agar berani berbicara apabila terjadi peristiwa pelecehan. Baik di lingkup verbal maupun non verbal. Hal ini membutuhkan rekonstruksi yang lebih baik, mengingat kebebasan dan perjuangan tanpa memandang gender," jelasnya.
Lebih lanjut, dirinya mengemukakan bahwa SIG merupakan jenjang pengkaderan bagi kader Kopri. Untuk itu, kegiatan ini bertujuan untuk membangun kembali peran perempuan dan laki-laki dalam melakukan implementasi dan aktualisasi di kehidupan sehari-hari.
“Dengan kegiatan ini, peran kader PMII dan Kopri khususnya, menjadi pelopor bagi masyarakat dalam mewujudkan visi dan misi pergerakan,” tegas Runner-Up Duta Kampus UNU Blitar tersebut.
Dirinya berharap, peran laki-laki dan perempuan menjadi partner untuk sama-sama berjuang terkait hak dan asasi masing-masing. Selain itu, juga dapat memahami proses rekonstruksi ghirah pergerakan menuju keadilan.
"Saya optimis, dengan bertambahnya wawasan dan pengalaman dari kegiatan ini, menjadikan perempuan masa kini memiliki jiwa tangguh serta loyal terhadap organisasi," harapnya.
Diketahui, kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari dua malam tersebut diikuti oleh 25 peserta delegasi dari UNU Blitar. Turut berpartisipasi pula sejumlah peserta eksternal, meliputi kader PMII dari Tulungagung, Trenggalek, dan lainnya.
