• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Keislaman

Kultum Ramadhan 1443 H

2 Ibadah Ramadhan untuk Menghapus Dosa

2 Ibadah Ramadhan untuk Menghapus Dosa
Ada 2 ibadah selama Ramadhan yang akan menjadi penjamin diampuninya dosa. (Foto: NOJ/NU Network)
Ada 2 ibadah selama Ramadhan yang akan menjadi penjamin diampuninya dosa. (Foto: NOJ/NU Network)

Dalam menjalani hidup ini, manusia tidak lepas dari yang namanya dosa kepada Allah SWT. Sebab, kita bukanlah seperti Nabi Muhammad SAW yang terjaga dari perbuatan dosa.


Perlu diketahui, bahwa sebanyak apapun dosa kita, selama tidak menyekutukan Allah, maka Dia akan berkenan mengampuni dosa kita. Ketahuilah bahwa Allah Maha Kasih Sayang dan Maha Pengampun.


Nah, untuk meminta ampun atas dosa kita kepada Allah, maka ada dua hal yang harus dilakukan di bulan Ramadhan.


1. Puasa Ramadhan
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang ada di dalam kitab Sunan Ibn Majah pada bab Al-Shiyam, nomor 1631 sebagai berikut: 


حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
 

Artinya: Dari Abu Bakar bin Abi Syaibah dari Muhammad bin Fudhail dari Yahya bin Sa'id dari Abi Salamah dari Abi Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengat niat karena Allah dan mengharap pahala dari Allah, akan diampuni dosanya di masa lampau. 


2. Melakukan Shalat Tarawih 
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih yang terdapat pada kitab Shahih al-Bukhari pada bab shalat nomor 1164 sebagai berikut: 
 

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُتَوَكِّلِ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ قَالَ الْحَسَنُ فِي حَدِيثِهِ وَمَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ بِعَزِيمَةٍ ثُمَّ يَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ فَتُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ ثُمَّ كَانَ الْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ فِي خِلَافَةِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَصَدْرًا مِنْ خِلَافَةِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ 


Artinya: Dari Al-Hasan bin Ali dan Muhammad bin al-Mutawakkil keduanya dari Abdurrazaq dari Ma'mar berkata bahwa Al-Hasan dan Malik bin Anas dari Al-Zuhry dari Abi Salamah dari Abi Hurairah. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW senang melakukan tarawih di bulan Ramadhan, namun bukan mewajibkannya, kemudian bersabda: Siapa yang melaksanakan tarawih karena Allah dan hanya mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosanya pada masa lampau. Kemudian Rasulullah meninggal dunia dan ketentuannya tetap demikian pada khalifah Abu Bakr dan Umar bin Khattab.


Selama ini kita biasanya menyepelekan tarawih, dengan alasan hukum sahalat tersebut sunah. Bahkan realita yang ada di masjid dan mushala, tarawih hanya ramai di awal Ramadhan, sedangkan pada akhir bulan sudah sepi. 


Padahal tarawih adalah sebagai pelengkap agar dosa diampuni Allah secara sempurna sehingga kita ibarat bayi yang baru lahir tanpa dosa. Hal ini dijelaskan Rasulullah SAW yang terdapat di dalam kitab Musnad Ahmad bin Hambal pada bab Musnad al-Mubsyirin bil Jannah nomor 1572  sebagai berikut: 


حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ مَوْلَى بَنِي هَاشِمٍ حَدَّثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ الْفَضْلِ حَدَّثَنَا النَّضْرُ بْنُ شَيْبَانَ قَالَ لَقِيتُ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قُلْتُ حَدِّثْنِي عَنْ شَيْءٍ سَمِعْتَهُ مِنْ أَبِيكَ سَمِعَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ قَالَ نَعَمْ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ وَسَنَنْتُ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ احْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ الذُّنُوبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ


Artinya: Dari Abu Sa'id maula bani Haysim dari al-Qasim bin al-Fadhl dari Al-Nadhar bin Syaiban berkata bahwa ia bertemu dengan Aba Salamah bin Abdirrahman bahwa ia mendengar dari bapaknya dari Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan yang berkata: Sungguh Allah mewajibkan puasa Ramadhan dan aku (Rasululllah) menganjurkan (men-sunnahkan) melakukan shalat tarawih. Karena itu, siapa yang berpuasa Ramadhan dan shalat tarawih hanya mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya seperti ketika dilahirkan ibunya.


Karenanya, Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Mari kita maksimalkan puasa dan tarawih agar dosa diampuni Allah.

 

Moh Makmun adalah Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Jombang.


Editor:

Keislaman Terbaru