Keislaman

Berbagai Keutamaan Kota Makkah dan Madinah, Dua Kota Suci Umat Islam

Selasa, 13 Mei 2025 | 08:00 WIB

Berbagai Keutamaan Kota Makkah dan Madinah, Dua Kota Suci Umat Islam

Masjid Nabawi di Madinah. (Foto: NOJ/Saudi Press Agency).

Makkah dan Madinah adalah dua kota suci dalam Islam yang memiliki keutamaan sangat besar. Makkah, tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, menjadi pusat kiblat umat Islam dan tempat berdirinya Ka'bah, serta merupakan tempat yang paling dihormati dalam Islam. 

 

Begitu juga dengan Madinah, tempat Nabi Muhammad SAW hijrah, merupakan kota yang menjadi pusat perkembangan Islam setelah hijrah Nabi Muhammad SAW. Makkah dan Madinah menjadi dua tempat yang dikunjungi oleh umat Islam ketika menjalani ibadah haji atau umroh. 

 

Maka dari itu hendaknya umat Islam mengetahui banyaknya keutamaan Kota Makkah dan Madinah yang disebutkan dalam Al-Qur'an maupun hadits Rasulullah SAW. Terkait hal ini, Imam Al-Ghozali telah menghimpun hadits Nabi Muhammad SAW seputar keutamaan Kota Makkah dan Madinah dalam kitab Asrorul Hajji.

 

Keutamaan Kota Makkah

1. Setiap musim haji dikunjungi tidak kurang dari 600.000 jamaah haji

 

:قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ وَعَدَ هَذَا الْبَيْتَ أَنْ يَحُجَّهُ فِي كُلِّ سَنَةٍ سِتُّ مِائَةِ أَلْفٍ، فَإِنْ نَقَصُوا أَكْمَلَهُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنَ الْمَلَائِكَةِ، وَإِنَّ الْكَعْبَةَ تُحْشَرُ كَالْعَرُوسِ الْمُزَفَّفَةِ، وَكُلُّ مَنْ حَجَّهَا يَتَعَلَّقُ بِأَسْتَارِهَا يَسْعَوْنَ حَوْلَهَا حَتَّى تَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَيَدْخُلُونَ مَعَهَا

 

Artinya: "Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menjanjikan bahwa Baitullah ini akan didatangi untuk berhaji setiap tahun oleh enam ratus ribu orang. Jika jumlah mereka kurang, Allah akan melengkapinya dengan para malaikat. Sesungguhnya Ka'bah akan dibangkitkan pada hari kiamat seperti pengantin wanita yang diarak, dan semua orang yang telah berhaji akan bergantung pada kain-kain penutupnya, mereka berjalan mengelilinginya hingga memasuki surga, dan mereka pun masuk bersamanya."

 

2. Terdapat Hajar Aswad, batu permata dari surga 

 

وَفِي الْخَبَرِ: إِنَّ الْحَجَرَ الْأَسْوَدَ يَاقُوتَةٌ مِنْ يَوَاقِيتِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّهُ يُبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهُ عَيْنَانِ وَلِسَانٌ يَنْطِقُ بِهِ، يَشْهَدُ لِكُلِّ مَنِ اسْتَلَمَهُ بِحَقٍّ وَصِدْقٍ

 

Artinya: "Dan dalam hadis lain, "Sesungguhnya Hajar Aswad adalah batu permata dari permata surga, dan pada hari kiamat nanti ia akan dibangkitkan dengan memiliki dua mata dan lisan yang dapat berbicara, serta akan bersaksi bagi setiap orang yang menyentuhnya dengan kebenaran dan kejujuran," (Imam Al-Ghozali, Asrorul Hajji, [Beirut: Al-Maktabah Al-‘Ashriyyah, 2008 M], halaman 30).

 

3. Tempat Nabi Adam AS dan para malaikat melaksanakan haji

 

وَفِي الْخَبَرِ: «إِنَّ آدَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَضَى مَنَاسِكَهُ لَقِيَتْهُ الْمَلَائِكَةُ، فَقَالُوا: بَرَّ حَجُّكَ يَا آدَمُ، لَقَدْ حَجَجْنَا هَذَا الْبَيْتَ قَبْلَكَ بِأَلْفَيْ عَامٍ»

 

Artinya: "Dan dalam hadis lain disebutkan, "Sesungguhnya Nabi Adam AS ketika selesai melaksanakan manasiknya, para malaikat menemuinya dan berkata: "Semoga hajimu diterima, wahai Adam. Sungguh, kami telah berhaji ke Baitullah ini sebelum engkau, dua ribu tahun sebelumnya."

 

4. Shalat di Masjidil Haram Makkah, pahalanya dilipatgandakan seratus ribu kali 

 

وَرَوَى ابْنُ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِ الْمَدِينَةِ بِعَشَرَةِ آلَافِ صَلَاةٍ، وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى بِأَلْفِ صَلَاةٍ، وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ بِمِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ

 

Artinya: "Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, "Shalat di Masjid Madinah (Masjid Nabawi) setara dengan sepuluh ribu shalat. Shalat di Masjid Al-Aqsa setara dengan seribu shalat. Dan shalat di Masjidil Haram setara dengan seratus ribu shalat," (Imam Al-Ghozali, Asrorul Hajji, [Beirut: Al-Maktabah Al-‘Ashriyyah, 2008 M], halaman 40).

 

Keutamaan Kota Madinah

1. Setiap amal baik akan dilipatgandakan seribu kali 

 

قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

 

Artinya: "Rasulullah SAW bersabda, "Satu shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih baik daripada seribu shalat di tempat lainnya, kecuali Masjidil Haram."

 

وَكَذَلِكَ كُلُّ عَمَلٍ بِالْمَدِينَةِ بِأَلْفٍ، وَبَعْدَ مَدِينَتِهِ الْأَرْضُ الْمُقَدَّسَةُ، فَإِنَّ الصَّلَاةَ فِيهَا بِخَمْسِمِائَةِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهَا إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ، وَكَذَلِكَ سَائِرُ الْأَعْمَالِ

 

Artinya: "Demikian pula, setiap amal di Madinah bernilai seribu kali lipat. Setelah Madinah adalah Tanah Suci (Baitul Maqdis), maka shalat di sana setara dengan lima ratus shalat di tempat lainnya, kecuali Masjidil Haram. Demikian pula amal-amal lainnya."

 

2. Mendapat jaminan syafaat dari Rasulullah SAW

 

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (مَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يَمُوتَ بِالْمَدِينَةِ فَلْيَمُتْ، فَإِنَّهُ لَنْ يَمُوتَ بِهَا أَحَدٌ إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ)

 

Artinya: "Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mampu meninggal di Madinah, maka hendaklah ia meninggal di sana. Karena tidaklah seseorang meninggal di sana kecuali aku akan menjadi pemberi syafaat baginya pada hari kiamat." (Imam Al-Ghozali, Asrorul Hajji, [Beirut: Al-Maktabah Al-‘Ashriyyah, 2008 M], halaman 41).

 

3. Salah satu dari tiga tempat yang dikhususkan Nabi SAW, sebagai tempat tujuan ibadah

 

 قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِي هَذَا، وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَى)

 

Artinya: "Rasulullah ﷺ bersabda: Tidak boleh melakukan perjalanan (dengan niat ibadah khusus) kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjid Al-Aqsa."

 

Demikian sejumlah keutamaan kota Makkah dan Madinah yang dihimpun oleh Imam Al-Ghozali dari berbagai riwayat. Sejumlah keutamaan ini kiranya cukup untuk memotivasi umat Islam dalam menjalankan ibadah haji serta dapat menambahkan kecintaan teehadap tanah haram. Wallahu a’lam.