• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Keislaman

Shalat di Hotel dekat Masjidil Haram, Apakah Pahalanya juga Dilipatgandakan?

Shalat di Hotel dekat Masjidil Haram, Apakah Pahalanya juga Dilipatgandakan?
Tampak beberapa jamaah sedang melaksanakan shalat di Masjidil Haram (Foto:NOJ/jaridahriyad)
Tampak beberapa jamaah sedang melaksanakan shalat di Masjidil Haram (Foto:NOJ/jaridahriyad)

Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa bulan Dzulhijjah menjadi bulan istimewa bagi umat Islam, apalagi mereka yang sedang menunaikan ibadah haji. Tentu hal ini semakin menambah motivasi untuk beribadah di Tanah Suci Makkah.


Makkah, selain sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad dan sejarah peradaban Islam, memiliki kemuliaan tersendiri. Terutama Masjidil Haram. Bahkan siapa saja yang melaksanakan shalat di Masjidil Haram akan mendapatkan pahala berlipat.


Dalam salah satu hadis disebutkan:


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِي غَيْرِهِ مِنَ الْمَسَاجِدِ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ


Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda: Salat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih baik daripada seribu kali shalat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram (HR. Bukhari: 2/60, Muslim: 3/1013, Tirmidzi:2/147, Baihaqi: 5/403)


Sedangkan dalam riwayat lain:


وَعَنِ اِبْنِ اَلزُّبَيْرِ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا اَلْمَسْجِدَ اَلْحَرَامَ، وَصَلَاةٌ فِي اَلْمَسْجِدِ اَلْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةٍ فِي مَسْجِدِي بِمِائَةِ صَلَاةٍ 


Artinya: Dari Ibn az-Zubair, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, bahwa shalat di Masjid-ku ini lebih utama dibanding seribu shalat di masjid lain kecuali Masjidil Haram. Sedangkan shalat di Masjidil Haram lebih utama dibanding shalat di Masjidku dengan kelipatan pahala seratus shalat. (H.R. Ahmad dan disahihkan oleh Ibnu Hibban). 


Kedahsyatan balasan pahala yang berlipat ganda tersebut menjadi acuan dasar umat Islam untuk berlomba menunaikan shalat di Masjidil Haram, bahkan saking berdesakannya, ada sebagian orang yang melaksanakan shalat di luar Masjidil Haram, misalkan di penginapan. Pertanyaannya, apakah orang tersebut mendapatkan fadilah sebagaimana shalat di dalam Masjidil Haram?


Penjelasan hadis di atas oleh Badruddin Al-aini dalam kitab Umdatul Qari Syarh Sahih Bukhari disebutkan:


فَإِن قلت :هَل يخْتَص تَضْعِيف الصَّلَاة بِنَفس الْمَسْجِد الْحَرَام أَو يعم جَمِيع مَكَّة من الْمنَازل والشعاب وَغير ذَلِك أم يعم جَمِيع الْحرم الَّذِي يحرم صَيْده (قلت) فِيهِ خلاف وَالصَّحِيح عِنْد الشَّافِعِيَّة أَنه يعم جَمِيع مَكَّة وَصحح النَّوَوِيّ أَنه جَمِيع الْحرم


Artinya: Apabila engkau bertanya: apakah kelipatan pahala shalat itu tertentu di Masjidil Haram saja, atau meliputi seluruh kota Makkah seperti tempat tinggal/ penginapan, bukit, ataukah seluruh Tanah Haram yang dilarang membunuh hewan buruannya? Saya (Badruddin Al-Aini) jawab: Permasalahan ini terdapat perbedaan pendapat, namun yang sahih menurut ulama Syafii adalah seluruh Makkah, sedangkan Imam Nawawi memperjelas adalah seluruh Tanah Haram.


Begitu pula, salah satu ulama Syafii yang masyhur, yakni Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitab Asybah wan Nadzair menyatakan:


 أَنَّ التَّضْعِيفَ فِي حَرَمِ مَكَّةَ لَا يُخْتَصُّ بِالْمَسْجِدِ بَلْ يَعُمُّ جَمِيعَ الْحَرَمِ 


Artinya: Sesungguhnya pelipatgandaan pahala di Tanah Haram Makkah tidak khusus di Masjidil Haram tetapi meliputi seluruh Tanah Haram. (Jalaluddin as-Suyuthi, al-Asybah wa an-Nazha`ir, Bairut-al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1403 H, h. 523) 


Pendapat Imam Suyuti ini selaras dengan beberapa pendapat ulama madzhab lain:


 ذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ فِي الْمَشْهُورِ وَالْمَالِكِيَّةُ وَالشَّافِعِيَّةُ إِلَى أَنَّ الْمُضَاعَفَةَ تَعُمُّ جَمِيعَ حَرَمِ مَكَّةَ 


Artinya: Madzhab ulama Hanafi dalam pendapat yang masyhur, Madzhab Maliki dan Syafi’i berpendapat bahwa pelipatgandaan pahala di Tanah Haram Makkah itu meliputi seluruh Tanah Haram Makkah. (Wizarah al-Awqaf wa asy-Syu`un al-Islamiyyah, al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, Kuwait-Thab’ al-Wizarah, cet ke-2, 1427 H, juz, 37, h. 239)


Walhasil, merujuk dari beberapa keterangan di atas, dapat dipahami bersama bahwa siapa saja yang shalat di tempat tinggal, penginapan, hotel, maupun tempat lain yang masih termasuk wilayah Tanah Haram Makkah, maka pahalanya juga dilipatgandakan sesuai redaksi hadis di atas.


Namun harus diingat, bahwa bagaimanapun juga pahala shalat yang dilakukan di dalam Masjidil Haram jika diakumulasi tetap lebih banyak ketimbang shalat di penginapan, sebab beberapa kesunnahan dan fadilah di dalam Masjidil Haram seperti shalat sunnah tahiyyatul masjid, i’tikaf, berdoa di tempat mustajab, itu tidak dapat ditemukan di penginapan.


Editor:

Keislaman Terbaru